ANALISIS BUTIR TINGKAT KESUKARAN SOAL
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Naifah, S.Pd.I, M.S.I
Oleh:
Muh. Eka Syafiul Umam 113211029
Miftachul Ichwan 113211031
Miftahuddin 113211032
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Kegiatan
evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan
pekerjaan yang terencana dan dilakukan dengan cara berkesinambungan. Evaluasi
bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu,
melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program
berlangsung, serta pada akhir program ketika program itu dianggap selesai.
Memang
tidak banyak orang mengetahui bahwa setiap tindakan kita memerlukan evaluasi.
Hal ini berguna untuk menentukan kinerja yang tepat dalam melakukan berbagai
pekerjaan. Tidak menutup kemungkinan
pula didalam proses belajar mengajar, evaluasi sangatlah penting
diperlukan untuk meningkatkan kualitas siswa dalam menempuh pendidikan.
Didalam
evaluasi membutuhkan berbagai teknik untuk membantu pemaksimalan proses
peng-evaluasi-an, dalam hal ini perlu diketahui bahwa dalam pembuatan item soal
untuk evaluasi harus diketahui tingkat kesukaran item soal tersebut, maka dari itu
pemakalah akan mencoba untuk menjelaskan dan menyampaikan tentang teknik
analisa tingkat kesukaran soal.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apa pengertian tingkat kesukaran item?
B. Jelaskan langkah-langkah penghitungan
tingkat kesukaran item?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tingkat Kesukaran Item
Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian
pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki
kualitas yang memadai. Ada dua jenis analisis butir soal, yakni analisis
tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda, disamping validitas dan
reliabilitas. Menganalisis tingkat
kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga
dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.
Butir tes harus diketahui tingkat kesukarannya, karena setiap pembuat tes
perlu mengetahui apakah soal itu sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran
itu dapat dilihat dari jawaban siswa. Semakin sedikit jumlah siswa yang dapat
menjawab soal itu dengan benar, berarti soal itu termasuk sukar dan sebaliknya
semakin banyak siswa yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti itu
mengindikasikan soal itu tidak sukar atau soal itu mudah.[1]
Menurut
Thorndike dan Hagen (1997), analisis terhadap soal-soal (items) tes yang telah
dijawab oleh murid-murid mempunyai dua tujuan penting, yaitu:
1.
Jawaban-jawaban
soal itu merupakan informasi diagnostik untuk meneliti pelajaran dari kelas itu
dan kegagalan-kegagalan belajarnya, serta selanjutnya untuk membimbing ke arah
cara belajar yang lebih baik.
2.
Jawaban-jawaban
terhadap soal-soal yang terpisah dan perbaikan (review) soal-soal yang di
dasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan basis bagi penyiapan tes-tes yang
lebih baik untuk tahun berikutnya[2]
B.
Langkah-Langkah
Penghitungan Tingkat Kesukaran Item
Untuk
memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indeks kesukaran item
Robert L. Thorndike dan Elisabeth Hagen dalam bukunya Measurement
and Evaluation in Psychology and Education mengemukakan
sebagai berikut:
0 - 0,30
|
soal kategori sukar
|
0,31 - 0,70
|
soal kategori sedang
|
0,71 - 1,00
|
soal kategori mudah
|
Sedangkan
menurut Witherington dalam bukunya berjudul Psychological Education
sebagai berikut:
0 - 0,25
|
soal kategori sukar
|
0,25 - 0,75
|
soal kategori sedang
|
0,75-
1,00
|
soal kategori mudah
|
Misalkan
sebanyak 10 orang testee mengikuti tes hasil belajar tahap akhir dalam mata
pelajaran Aqidah-Akhlaq yang dituangkan kedalam bentuk tes obyektif dengan
menyajikan 10 butir item dimana untuk setiap butir item yang dapat dijawab
dengan betul diberikan bobot 1 dan jawaban salah diberikan bobot 0. Setelah tes
hasil belajar tersebut berakhir dilakukan koreksi dan diberikan skor seperti
yang tertera dibawah ini:
Tabel
penyebaran skor jawaban 10 orang siswa terhadap 10 butir item yang diajukan
dalam tes hasil belajar tahap akhir bidang studi Aqidah-Akhlak.
Siswa
|
Nomor
Soal
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
A
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
B
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
C
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
D
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
E
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
F
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
G
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
H
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
I
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
J
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
NP
|
6
|
2
|
8
|
5
|
6
|
2
|
8
|
3
|
8
|
7
|
Langkah pertama:
mencari P kotor dengan menggunakan rumus sederhana:
P
=
Dimana:
P
= proportion = dificulty indeks =
angka indeks kesukaran item
Np
= banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan
N
= jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
Butir Item
|
Angka Indek Kesukaran Item (P)
|
Interpretasi
|
1
|
P
= 0,60
|
Cukup
|
2
|
P
= 0,20
|
Terlalu
sukar
|
3
|
P
= 0,80
|
Terlalu
mudah
|
4
|
P
= 0,50
|
Cukup
|
5
|
P
= 0,60
|
Cukup
|
6
|
P
= 0,20
|
Terlalu
sukar
|
7
|
P
= 0,80
|
Terlalu
mudah
|
8
|
P
= 0,30
|
Cukup
|
9
|
P
= 0,80
|
Terlalu
mudah
|
10
|
P
= 0,70
|
Cukup
|
Langkah
kedua: untuk menentukan proporsi bersih.
Setelah menemukan proporsi kotor, untuk menemukan indeks kesukaran item skor
perlu untuk menemukan proporsi bersih terlebih dahulu, dan mentransformasikan
ke z dengan menggunakan tabel yang telah disediakan. Untuk menemukan proporsi
bersih dengan menggunakan :
Rumus
: Pb =
Dimana:
Pb = Proporsi bersih
Pk = Proporsi kotor
a
= Alternatif atau option yang dipasangkan atau disediakan pada item yang
bersangkutan
1 = Bilangan konstan
Contoh:
setelah tadi ditemukan Pk diatas P = 0,70
Telah diketahui bahwa nilai Pk
= 0,70 dan a = 5 option
Maka: Pb
=
=
= = 0,625 (sedang)
Jadi,
terjadi perbedaan antara proporsi kotor dan proporsi bersih, yang mana dapat
digunakan dalam item soal jenis pilihan ganda. Jadi, dengan demikian tingkat
kesukaran item soal masih dalam tingkatan sedang
Langkah ketiga:
mentransformasikan nilai P bersih menjadi nilai z dengan berkonsultasi pada
tabel kurva normal kita ambil sebagai contoh butir item nomor 9 dengan P bersih
0,75. Untuk mentransformasikan P bersih menjadi nilai z, kita mencari angka
sebesar 0,75 itu dalam tabel kurva normal yang terlampir. Dari tarbel kurva
normal diperoleh kenyataan sebagai berikut :
B
The Larger Area
|
z
|
C
The Smaller Area
|
0,750
|
0,6745
|
0,250
|
Berdasarkan hasil konsultasi pada
tabel kurva normal, maka harga z sebesar 0,6747 dengan berpegang kepada patokan
yang diberikan oleh Robert L. Thorndike dan Elisabeth Hagen dalam bukunya Measurement
and Evaluation in Psychology and Education maka dengan z sebesar 0,6747
kita dapat menyatakan bahwa butir item nomor 9 itu termasuk dalam kategori item
yang telah memiliki derajat kesukaran yang cukup (sedang), berarti butir item
nomor 9 itu dinyatakan sebagai butir item yang baik ditilik dari segi tingkat
kesulitannya.
Langkah keempat:
mencari atau menghitung angka indeks kesukaran item ialah dengan menggunakan
angka indeks Davis yang sering disingkat dengan indeks Davis saja dan diberi
lambang dengan huruf D di mana D dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
D = 21,063 z + 50
Misalkan sebutir item memiliki P
kotor sebesar 0,265. Dengan berkonsultasi pada tabel kurva normal diperoleh z
sebesar 0,6280
B
The Larger Area
|
z
|
C
The Smaller Area
|
0,735
|
0,6280
|
0,265
|
Dengan menggunakan rumus angka
indeks Davis seperti yang telah disajikan maka:
D
= 21,063 z + 50
= (21,063)(0,6280) + 50
= 13,227564 + 50
= 63,2274564
= 63,23 (dibulatkan dua angka dibelakang
tanda desimal).
Karena rentangan angka indeks Davis
adalah antara 0-100 maka dengan D sebesar 63,23 kita dapat menyatakan bahwa
butir item yang bersangkutan memiliki derajat kesukaran yang cukup atau sedang
(D sebesar 63,23 itu berada antara 30-70).
Jika kita ingin memperoleh angka
indeks Davis secara cepat maka kita dapat menggunakan sebuah tabel yang disebut
tabel untuk mengestimasi nilai D (indeks Davis).[3]
IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis
tingkat kesukaran item soal merupakan pengkajian
pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki
kualitas yang memadai. Yang man dapat menentukan kualitas sukar atau
tidaknya suatu item soal.
Bebarapa
rumus dalam langkah untuk menentukan tingkat kesukaran item soal.
1. Untuk menentukan P kotor adalah
P =
2. Rumus untuk menentukan P bersih adalah
Pb =
3. Cara
mentransfer proporsi bersih ke nilai z, dengan menggunakan tabel kurva normal
yang telah tersedia.
4. Menhitung
indeks kesikaran item soal dengan menggunakan rumus:
D = 21,063 z +
50
B. Penutup
Sekian
persembahan materi dan persentasi makalah yang telah kami paparkan mulai dari
awal hingga akhir, mohon maaf kiranya jika dalam penyampaian masih kurang dan
perlu pembenahan lebih lanjut, untuk itu kritik dan saran perlu kami butuhkan
untuk mengembangkan kembali dalam pembuatan dan penyampaian makalah serta isi
makalah secara lebih baik. Sekian terimakasih.
Daftar
Pustaka
Anas Sudijono,
Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html,
senin,06/05/2013,pkl.21:24.
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Kegunaan Tingkat Kesukaran
Bagi
Pendidik
1.
Sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi
masukan kepada peserta didik tentang hasil belajar mereka.
2.
Memperoleh informasi tentang penenkanan kurikulum atau mencurigai
terhadap butir soal yang bias.
Bagi
Proses Belajar Mengajar
1.
Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.
2.
Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah.
3.
Memberi masukan kepada peserta didik.
4.
Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias.
5.
Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
Bagi
Umum
1.
Mempengaruhi karakteristik distribusi skor (mempengaruhi bentuk dan
penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi antar soal.
2.
Berhubungan dengan reliabilitas. Menurut koefesien kuder richarson,
semakin tinggi korelasi antar soal, semakin tinggi reliabilitas. Pada umumnya
makin mudah butir atau makin kecil butir maka makin besar probabilitas
responden untuk menjawab butir itu dengan benar.
[1] Mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html,senin,
06/05/2013,pkl.21:24
[2] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 118-119.
[3] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 372-385
Tidak ada komentar:
Posting Komentar