PERKEMBANGAN DAN JENIS PENGERTIAN MANAJEMEN
(EVOLUSI
TEORI MANAJEMEN)
MAKALAH
Disusun guna
memenuhi tugas
Mata Kuliah: Dasar Manajemen Pendidikan
Dosen: Fatkurroji,
M.Pd.
Oleh:
Muhamad
AfIf 113211009
Nurul Hidayah 113211010
Siti Munadhiroh
113211011
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
1.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya
kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu dan perhatian)
sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usahauntuk memenuhi kebutuhan dan
terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi
pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas,
tanggung jawab ini dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan
oleh seorang manajer/pemimpin, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena
itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, memimpin dan mengendalikan
upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien, maka terbentuklah kerja sama dan ketertarikan formal dalam
suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan
dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apakah pengertian manajemen?
B. Bagaimanakah teori manajemen ilmiah?
C. Bagaimanakah teori manajemen administratif?
D. Bagaimanakah teori manajemen hubungan manusia?
E.
Bagaimanakah teori manajemen modern?
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi
manajemen merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
G.R. Terry
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan, dan pengendalian.
Jika disimak definisi-definisi di atas,
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2.
Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan
seni.
3.
Manajemen merupakan proses yang sistematis,
terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.
4.
Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerja
sama dalam suatu organisasi.
5.
Manajemen harus didasarkan pada pembagian
kerja, tugas, dan tanggung jawab
6.
Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan.
Secara lebih rinci pengertian manajemen dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Sebagai suatu
sistem, manajemen adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai komponen
keseluruhan yang saling berkaitan.
2.
Sebagai proses,
manajemen adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian
tujuan dengan memanfaatkan sumber daya semaksimal mungkin.
3.
Sebagai suatu ilmu
pengetahuan, manajemen adalah suatu ilmu interdispliner dengan menggunakan ilmu
sosial, filsafat, dan lain-lain.
4.
Sebagai suatu
profesi, manajemen merupakan bidang pekerjaan atau keahlian tertentu.
5.
Sebagai suatu
fungsi, manajemen adalah proses fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan.[1]
Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:
1.
Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan
sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam
penyalesaiannya.
2.
Perusahan akan dapat berhasil baik, jika
manajemen diterapkan dengan baik.
3.
Manajemen yang baik akan meningkatkan daya
guna dan hasil guna semua potensi yang dimilki.
4.
Manajemen yang baik akan mengurangi
pemborosan-pemborosan.
5.
Manajemen menerapkan tujuan dan usaha untuk
mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.
6.
Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan
7.
Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan
secara teratur
8.
Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan
tindakan.
9.
Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja
sama sekelompok orang.
Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan
dalam rumah tangga,sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan, dan lain
sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi
dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan optimal akan
tercapai. Begitu penting peranan manajemen dalam kehidupan manusia mengharuskan
mempelajari, menghayati, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.[2]
Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti
merencanakan, mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan, mengkoordinasi dan
mengontrol, mencatat dan melaporkan, dan menyusun anggaran belanja. Kemudian
dibuat menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari merencanakan,
mengorganisasi, memberi komando, mengkoordinasi dan mengontrol.[3]
B. Teori
manajemen ilmiah
Taylor adalah orang pertama yang mengembangkan
manajemen ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang memulai pekerjaannya di
pabrik baja midvale steel company
philadelphia (USA) sebagai pekerja biasa selama enam tahun, Setelah itu ia
diangkat menjadi chief engineer. Pada tahun 1886, ia meneliti
usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak
(time and motion study). Ia
berpendapat bahwa efiensi perusahaan rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak
buruh yang tidak produktif. Hasil penelitiannya disajikan didepan Kongres
Sarjana Teknik Amerika, kemudian ditulis didalam bukunya yang berjudul, the principles of scientific management. Begitu pentingnnya buku
tersebut bagi para buruh dan manajer maka pada tahun 1911 diterbikan oleh
sebuah penerbit . semenjak itu, Taylor terkenal sebagai bapak manajemen ilmiah (the
father of scientific management).
Dalam berbagai bukunya, istilah manjemen
ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah ialah penerapan
metode ilmiah dalam studi, analisis, dan pemecahan masalah-masalah
organisasi. Arti kedua, manajemen ilmiah ialah seperangkat mekanisme atau teknik (A
bag of tricks) guna meningkatkan efisiensi
dan keefektifan organisasi.
Empat prinsip dasar pemikiran manajemen ilmiah
Taylor ialah seperti berikut:
1.
Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
harus diuraikan menurut bagian-bagiannya, dan cara ilmiah untuk melakukan
setiap bagian dari pekerjaan tersebut perlu ditetapkan sebelumnya. Pekerja
harus diseleksi dan dilatih secara ilmiah untuk melakukan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya.
2.
Harus ada kerja sama yang baik antara manajer
dan pekerja sehingga segala tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3.
Harus ada pembagian kerja antara manajer dan
para pekerja.
4.
Manajer harus menjalankan kegiatan supervisi,
pemberian perintah, dan merancang apa yang ahrus dikerjakan, sedangkan para pkerja
harus bebas mengerjakan yang ditugaskan kepada mereka.
Keempat prinsip manajemen ilmiah ini didesain
untuk memaksimalkan produktivitas kerja. Mekanisme dan teknik yang
dikembangkannya untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut diantaranya: studi
gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah per potong diferensial,
prinsip pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, standardidasi
pekerjaan, yang ditugaskan kepada mereka.
Titik berat dari pemikiran Taylor ialah pada peningkatan efisiensi dan keaktifan
pekerja tingkat bawah dengan cara meningkatkan produktivitas dan memperbesar
bidang produksi. Fungsi manajemen menurut Taylor ialah planning, directing , and organizing of work yang disingkat PDO.[4]
C.
Teori manajemen
administratif
Berbeda
dengan kelompok manajemen ilmiah yang
memiliki pandangan bahwa peningkatan produktivitas organisasi dapat dicapai
ketika produktivitas individu ditingkatkan, kelompok administratif melihat
bahwa perubahan produktivitas terseburt harus dilakukan secara menyeluruh dalam
sebuah organisasi. Perubahan produktivitas pekerja secara individual, menurut
kelompok ini, tak akan berarti apa-apa jika faktor-faktor lain dalam organisasi
secara keseluruhan tidak juga diperhatikan dan dilakukan perubahan.
Henry Fayol, seorang
industralis perancis, sesungguhnya merupakan kontributor utama kelompok ini.
Berdasarkan pengalamannya, manajemen sangat memerlukan proses pengarahan yang
dilakukan secara sistematis diantara pekeja dan manajer agar produktivitas
organisasi secara keseluruhan meningkat. Jadi tidak hanya produktivitas
individu saja yang diubah, tetapi juga produktivitas antarindividu, antar pekerja,
dan termasuk juga antarmanajer.
Secara lebih rinci,
untuk dapat menjalankan keseluruhan fungsi-fungsi manajemen tersebut, maka Fayol memperkenalkan 14
prinsip yang mesti djalankan agar keseluruhan fungsi manajemen dapat
dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara lebih efektif dan
efisien. Keempat belas tersebut yaitu:
1.
Pembagian kerja
yaitu adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2.
Wewenang yaitu
adanya hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3.
Disiplin harus ada
respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan organisasi.
4.
Kesatuan perintah
bahwa setiap pekerja hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya
dari seorang atasan.
5.
Kesatuan pengarahan,
kegiatan operasional dalam organissi yang memilki tujuan yang sama harus
diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6.
Meletakkan
kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum, kepentingan perseorangan
harus diupayakan agar senantiasa dibawah kepentingan organisasi. Artinya
prioritas harus didahulukan untuk kepentingan bersama daripada kepentingan
pribadi.
7.
Balas jasa, kompensasi
untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.
Sentralisasi,
adanaya keesimbangan anatara pendekatan sentralisasi dengan desentralisasi.
9.
Garis wewenang (scalar system), adanya garis wewenang
dan perintah yang jelas
10.
Order, sumber daya
organisasi termasuk sumber daya manusianya, harus ada pada waktu dan tempat
yang tepat.
11.
Keadilan, perlakuan
dalam organisasi harus sama dan tanpa ada diskriminasi
12.
Stabilitas staf
dalam organisasi, perlu adanya kestabilan dalam menjalankan organisasi, tidak
terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
13.
Inisiatif, setiap
pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan diberi
kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif walaupun
memungkinkan terjadi kesalahan.
14.
Esprit de corps
(semangat korps), prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya kesatuan adalah
sebuah kekuatan.
Perkembangan teori
administratif berikutnya dipengaruhi oleh Max Weber (1864-1920) seorang jerman
peletak dasar sosiologi modern di jerman yang kemudian dikenal sebagai bapak
birokrasi.
Istilah birokrasi
berasal dari bahasa perancis, bureau, yang berarti meja. Pengertian meja ini
berkembang menjadi kekuatan yang diwenangkan di meja kantor. Jika meggunakan
kamus besar Bahasa Indonesia, birokrasi mempunyai dua pengertian,yaitu (1)
sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah
berpegang pada hierarki dan jenjang jembatan, (2) cara bekerja atau susunan
pekerjaan yang serba lamban, dan menurut tata aturan (adat dan lainnya) yang
berliku-liku.[5]
Birokrasi dan
produser merupakan salah satu kegiatan manjemen yang ahrus dilakukan agar
keseluruhan organisasi bisa dijalankan dengan lancar dan mencapai tujuannya.
Birokrasi juga merupakan alat untuk mengintegrasikan keselyruhan stuktur dalam
sebuah organisasi sehingga antara satu sama lainnya dapat berjalan ke arah
tujuan yang sama sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.[6]
D.
Teori manajemen
hubungan manusia
Pendekatan ini
muncul untuk merevisi teori manjemen ilmiah yang ternyata tidak sepenuhnya
menghasilkan efsiensi produksi dan keharmonisan kerja. Teori human relations, atau hubungan kemanusiaan sebenarnya tidak banyak
memunculkan hal-hal baru. Dalam beberapa hal, teori ini banyak menggabungkan
dan memperluas teori manajemen ilmiah.
hanya terdapat sedikit perbedaan antara teori ini dengan teori manajemen ilmiah. Para ahli selanjutnya melengkapi teori
manajemen ilmiah dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Munterberg (1863-1916) adalah seorang profesor
psikologi jerman lulusan harvard university dan mendapat sebutan bapak
psikologi industri yang terkenal dengan bukunya yang berjudul, psycology and
industrial efficiency.ia menggunakan peralatan-peralatan psikologi untuk
membantu peningkatan produktivitas dan menyatakan bahwa untuk meningkatkan
produktivitas dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.
Menerima pekerja yang terbaik
2.
Menciptakan pekerjaan yang baik
3.
Penggunaan pengaruh terbaik untuk merangsang
motivasi kerja.
Orang-orang bisnis mengemukakan kekhawatirannya
akan dampak-dampak berbahaya dari usaha mengstandarkan orang dan
pekerjaan-pekerjaan. Walaupun mereka tidak menentang prinsip-prinsip dasar
mengenai spesialisasi tugas ,ketertiban, stabilitas dan pengendalian yang
merupakan fokus sentral dari pada teori ilmiah, mereka mengkritik dengan tajam
mereka yang memperlakukan para pekerja semata-mata sebagai bagian dari mesin.
Manajemen harus berhubungan dengn manusia seutuhnya(the whole man) dari pada
hanya keterampilan dan bakat karena orang ingin diperlakukan sebagai manusia,
denagn pengakuan atas keinginan-keinginan, hasrat dan kebutuhan-kebutuhan
pribadinya.
Walaupun para pendukung teori human relations
mulai menekankan unsur moralitas dalam manajemen, tapi alasan-alasan mereka itu biasanya dikaitkan dengan kriteria
efektivitas dan efisiensi. Mereka mengemukakan bahwa jiak tidak diberikan
perhatian besar terhadap feelings and
needs dari pada karyawan, maka tidak akan diperoleh apa-apa daripada
karyawan kecuali penolakan terhadap kewenangan, performansi yang kurang
motivasinya.
Jadi disini tekanan unsur manusia selalu
dikaitkan dengan hasil yang lebih baik, produksi yang lebih tinggi, efesiensi
yang meningkat, efektivitas yang meningkat. Tampaknya, aspek manusia masih terbatas
pada alat semata-mata, yaitu alat untuk memperbesar niali-nilai tersebut demi
pencapaian tujuan-tujuan organisasi. [7]
E.
Teori manajemen
modern
Pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang
sifatnya situasional. Artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi dihadapi
dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsi
yang dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya,
tindakannya dan semuanya tergantung pada lingkungan. Selanjutnya orang itu
bekerja didalam suatu sistem untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Murdick dan
Ross, sistem organisasi itu terdiri dari individu, organisasi formal,
organisasi informal, gaya kepemimpinan, dan perangkat fisik yang satu sama lain
saling berhubungan.
Pendekatan sistem terhadap manjemen berusaha
untuk memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang menyatu dengan maksud
tertentu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan sistem
tidak secara terpisah berhubungan dengan berbagai bagian sebuah organisasi
melainkan memberikan kepada manajer suatu cara untuk memandang organisasi
sebagai keseluruhan dan sebagai bagian dari yang lebih besar (lingkungan).
William A. Shrode dan D. Voich mendefinisikan sistem
sebagai berikut:
1. Bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain.
2. Bagian-bagian yang salng berhubungan itu dapat berfungsi baik secara
independen maupun secara bersama-sama.
3. Berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan umum
secara keseluruhan
4. Suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian itu berada dalam suatu
lingkungan yang kompleks.
Berdasarkan pengertian diatas secara eksplisit
dikemukakan bahwa suatu sistem itu lebih cenderung bersifat terbuka. Hal ini
dinyatakan dengan adanya aspek lingkungan yang berhubungan erat dengan bagian-bagian dari sistem yang berperan.[8]
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen berasal dari kata to manage
yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen
itu. Jadi manajemen merupakan suatu
proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Di dalam manajemen terdapat teori-teori
manajemen diantaranya adalah:
1.
Teori manajemen ilmiah
2.
Teori manajemen administratif
3.
Teori manajemen hubungan manusia
4.
Teori manajemen modern
Kelompok
manajemen ilmiah memiliki pandangan
bahwa peningkatan produktivitas organisasi dapat dicapai ketika produktivitas
individu ditingkatkan. Sedangkan kelompok administratif melihat bahwa perubahan
produktivitas tersebut harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah
organisasi. Perubahan produktivitas pekerja secara individual, menurut kelompok
ini, tak akan berarti apa-apa jika faktor-faktor lain dalam organisasi secara
keseluruhan tidak juga diperhatikan dan dilakukan perubahan.
Teori human relations, atau hubungan kemanusiaan sebenarnya tidak banyak
memunculkan hal-hal baru. Dalam beberapa hal, teori ini banyak menggabungkan
dan memperluas teori manajemen ilmiah. Pendekatan
modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional. Artinya orang
menyesuaikan diri dengan situasi dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan.
Untuk meningkatkan produktivitas dilakukan
dengan tiga cara, yaitu:
1.
Menerima pekerja yang terbaik
2.
Menciptakan pekerjaan yang baik
3.
Penggunaan pengaruh terbaik untuk merangsang
motivasi kerja.
B.
Penutup
Demikianlah
makalah yang dapat kami susun, Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kami sendiri dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Cardoso, Faustino, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Yogjakarta:
Andi Offset, 2003.
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
Mulyono, Manajemen
Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.
Pidarta, Made, Manajemen
Pendidikan Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta, 2004.
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Syaifullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Usman, Husain, Manajemen
Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
[1]
Mulyono, Manajemen Administrasi
dan Organisasi Pendidikan, ( Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 19.
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 1- 4.
[4] Husain Usman, Manajemen Teori Praktik
dan Riset Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 22-23.
[6] Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Syaifullah, Pengantar Manajemen, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009),
hlm. 34-37.
[8]Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 28-29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar