Jumat, 02 Oktober 2015

Duku adalah nama umum dari sejenis buah-buahan anggota suku Meliaceae. Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara sebelah barat ini dikenal pula dengan nama-nama yang lain seperti langsat, kokosan, pisitan, celoring dan lain-lain dengan pelbagai variasinya. Nama-nama yang beraneka ragam ini sekaligus menunjukkan adanya aneka kultivar yang tercermin dari bentuk buah dan pohon yang berbeda-beda.





Deskripsi :
Pohon tunggal, tinggi mencapai 20 m dengan diameter hingga 40 cm. Daunnya berselang-seling, bersirip ganjil dengan 5 – 7 anak daun. Helaian daunnya bertangkai berbentuk elips, bulat panjang atau lonjong. Perbungaan terletak pada cabang atau batangnya yang menggantung ke bawah. Buah bentuk bulat sampai lonjong , berbulu pendek atau licin. Kulit buah berwarna kuning muda keabu-abuan, tipis dan bergetah putih seperti susu. Buah biasanya mempunyai biji yang rasanya pahit, masing-masing biji mempunyai dua embrio, terbungkus oleh lapisan yang transparan, berdaging dan melekat erat pada biji. Ada 3 macam duku yaitu duku, pisitan dan kokosan. Duku merupakan buah yang paling enak, bentuknya bulat lonjong, kulit buahnya tidak bergetah bila masak, kulitnya agak tebal dibandingkan kedua macam yang lain. Pisitan buahnya kecil, bentuknya memanjang, dengan getah sedikit pada kulit buahnya, bijinya besar dan daging buahnya tipis, buahnya asam dan sulit untuk dikupas. Kokosan mempunyai buah yang besar, bentuk lonjong, rasanya enak, kulitnya bergetah putih, daging buahnya tebal, mengandung air dan keasam-asaman
Duku is the common name of a type of fruit Meliaceae tribal members. Plants from Southeast Asia west is also known by other names such as olive, kokosan, pisitan, celoring and others with various variations. The names of these diverse but also indicates a variety of cultivars, as reflected in the form of fruit and trees are different




Description:
Single tree, reaching 20 m high with a diameter of up to 40 cm. The leaves are alternately, finned odd with 5-7 leaflets. Strand stemmed leaves elliptical, oval or oblong. Located on the inflorescence branches or stems that hang down. Fruit round to oval, short-haired or smooth. Fruit peel pale yellow-gray, thin and sticky white as milk. Fruit seeds usually have a bitter taste, each having two embryonic seed, wrapped by a layer of transparent, fleshy and firmly attached to the seed. There are three kinds of Duku Duku ie, pisitan and kokosan. Duku is the most delicious fruit, rounded oval shape, fruit skin is not sticky when cooked, the skin is somewhat thicker than the other two kinds. Pisitan fruits are small, elongated shape, with little sap on the skin of the fruit, seeds are large and thin fruit, fruit acids and are difficult to peel. Kokosan fruit has a large, oval shape, it feels good, gummy white skin, flesh thick, containing water and acidic.

Manfaat tumbuhan :
Buah Duku enak dimakan segar. Kulit buahnya digunakan untuk mengusir nyamuk dengan cara dibakar. Selain itu juga kulit buahnya digunakan untuk pengobatan diare, kulit batangnya dan bijinya digunakan untuk obat malaria. Perasan biji duku memiliki khasiat obat, terutama bagi masyarakat asli Malaysia biasa memanfaatkannya untuk obat sakit kepala. Batang kayunya sangat kuat dan digunakan sebagai bahan membuat kotak atau perkakas. Pohon berdaun rindang ini juga berfungsi untuk melindungi tanah tererosi air hujan serta menghasilkan humus. Jenis tumbuhan buah ini juga dapat ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis.
Kultivar duku yang paling terkenal di Indonesia adalah duku palembang, terutama karena manis rasanya dan sedikit bijinya. Sebetulnya penghasil utama duku ini bukanlah Kota Palembang, melainkan daerah Komering (Kabupaten OKU dan OKI) serta beberapa wilayah lain yang berdekatan di Sumatera Selatan. Tempat lain yang juga menghasilkannya adalah kawasan Kumpeh, Muaro Jambi, Jambi. Duku dari wilayah-wilayah ini dipasarkan ke pelbagai daerah di Sumatera dan Jawa, dan bahkan diekspor.[7][8]

Di samping duku palembang, berbagai daerah juga menghasilkan dukunya masing-masing. Di Jawa, beberapa yang terkenal secara lokal adalah duku condet (dahulu juga duku menteng dan duku depok) dari seputaran Jakarta; duku papongan dari Tegal; duku kalikajar dari Purbalingga; duku karangkajen dan duku klaten dari Yogyakarta; duku matesih dari Karanganyar; duku woro dari Rembang; duku sumber dari Kudus, dan lain-lain.[6][9][10][11] Di Kalimantan Selatan, dikenal duku Padang Batung dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan.[12

Benefits of plants:
Duku good to eat fresh fruit. Skin of the fruit is used to repel mosquitoes by burning. In addition, fruit leather used for the treatment of diarrhea, bark and seeds are used for malaria medicine. Duku lemon seeds have medicinal properties, especially for indigenous people use it for ordinary Malaysia headache medicine. Stem wood is very strong and is used as an ingredient to make a box or a tool. Leafy shade tree also serves to protect soil erosion and rain water produce humus. Fruit plant species can also be planted for restoration of critical areas.


The most famous cultivars Duku is duku Palembang in Indonesia, especially for sweet taste and a little seed. Actually this is not a major producer duku Palembang, but the Komering (OKU District and OIC) as well as several other nearby areas in South Sumatra. Another place that also produce the region Kumpeh, Muaro Jambi, Jambi. Duku of these areas are marketed to various areas in Sumatra and Java, and even exported. [7]

In addition to the Duku Palembang, many areas also produce dukunya respectively. In Java, some well-known locally is duku Condet (formerly also Duku Duku Menteng and depok) from Jakarta seputaran; duku papongan of Tegal; duku kalikajar of Purbalingga; Duku Duku karangkajen and Klaten of Yogyakarta; duku matesih of Karanganyar; duku Woro of Apex; duku source of the Holy, and others. [6] [9] [10] [11] In South Kalimantan, known Padang duku Batung of the Upper South River District. [12]

0 komentar :

Posting Komentar