Minggu, 22 November 2015


ANALISIS BUTIR TINGKAT KESUKARAN SOAL

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Naifah, S.Pd.I, M.S.I

 








Oleh:
Muh. Eka Syafiul Umam     113211029
Miftachul Ichwan                  113211031
Miftahuddin                          113211032

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013


I.            PENDAHULUAN
Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan pekerjaan yang terencana dan dilakukan dengan cara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, serta pada akhir program ketika program itu dianggap selesai.
Memang tidak banyak orang mengetahui bahwa setiap tindakan kita memerlukan evaluasi. Hal ini berguna untuk menentukan kinerja yang tepat dalam melakukan berbagai pekerjaan. Tidak menutup kemungkinan  pula didalam proses belajar mengajar, evaluasi sangatlah penting diperlukan untuk meningkatkan kualitas siswa dalam menempuh pendidikan.
Didalam evaluasi membutuhkan berbagai teknik untuk membantu pemaksimalan proses peng-evaluasi-an, dalam hal ini perlu diketahui bahwa dalam pembuatan item soal untuk evaluasi harus diketahui tingkat kesukaran item soal tersebut, maka dari itu pemakalah akan mencoba untuk menjelaskan dan menyampaikan tentang teknik analisa tingkat kesukaran soal.

II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian tingkat kesukaran item?
B.     Jelaskan langkah-langkah penghitungan tingkat kesukaran item?

III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tingkat Kesukaran Item
Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Ada dua jenis analisis butir soal, yakni analisis tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda, disamping validitas dan reliabilitas. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.
Butir tes harus diketahui tingkat kesukarannya, karena setiap pembuat tes perlu mengetahui apakah soal itu sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran itu dapat dilihat dari jawaban siswa. Semakin sedikit jumlah siswa yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti soal itu termasuk sukar dan sebaliknya semakin banyak siswa yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti itu mengindikasikan soal itu tidak sukar atau soal itu mudah.[1]
Menurut Thorndike dan Hagen (1997), analisis terhadap soal-soal (items) tes yang telah dijawab oleh murid-murid mempunyai dua tujuan penting, yaitu:
1.      Jawaban-jawaban soal itu merupakan informasi diagnostik untuk meneliti pelajaran dari kelas itu dan kegagalan-kegagalan belajarnya, serta selanjutnya untuk membimbing ke arah cara belajar yang lebih baik.
2.      Jawaban-jawaban terhadap soal-soal yang terpisah dan perbaikan (review) soal-soal yang di dasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan basis bagi penyiapan tes-tes yang lebih baik untuk tahun berikutnya[2]
B.     Langkah-Langkah Penghitungan Tingkat Kesukaran Item
Untuk memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indeks kesukaran item Robert L. Thorndike dan Elisabeth Hagen dalam bukunya Measurement and Evaluation in Psychology and Education mengemukakan sebagai berikut:

0    -     0,30
soal kategori sukar
0,31 -   0,70
soal kategori sedang
0,71 -   1,00
soal kategori mudah

Sedangkan menurut Witherington dalam bukunya berjudul Psychological Education sebagai berikut:

0    -     0,25
soal kategori sukar
0,25 -   0,75
soal kategori sedang
0,75-   1,00
soal kategori mudah

Misalkan sebanyak 10 orang testee mengikuti tes hasil belajar tahap akhir dalam mata pelajaran Aqidah-Akhlaq yang dituangkan kedalam bentuk tes obyektif dengan menyajikan 10 butir item dimana untuk setiap butir item yang dapat dijawab dengan betul diberikan bobot 1 dan jawaban salah diberikan bobot 0. Setelah tes hasil belajar tersebut berakhir dilakukan koreksi dan diberikan skor seperti yang tertera dibawah ini:
Tabel penyebaran skor jawaban 10 orang siswa terhadap 10 butir item yang diajukan dalam tes hasil belajar tahap akhir bidang studi Aqidah-Akhlak.
Siswa
Nomor Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
B
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
C
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
D
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
E
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
F
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
G
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
H
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
I
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
J
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
N­­P­­
6
2
8
5
6
2
8
3
8
7

Langkah pertama: mencari P kotor dengan menggunakan rumus sederhana:
P =
Dimana:
P    = proportion = dificulty indeks = angka indeks kesukaran item
Np = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang         bersangkutan
N   = jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
Butir Item
Angka Indek Kesukaran Item (P)
Interpretasi
1
P = 0,60
Cukup
2
P = 0,20
Terlalu sukar
3
P = 0,80
Terlalu mudah
4
P = 0,50
Cukup
5
P = 0,60
Cukup
6
P = 0,20
Terlalu sukar
7
P = 0,80
Terlalu mudah
8
P = 0,30
Cukup
9
P = 0,80
Terlalu mudah
10
P = 0,70
Cukup

Langkah kedua: untuk menentukan proporsi bersih. Setelah menemukan proporsi kotor, untuk menemukan indeks kesukaran item skor perlu untuk menemukan proporsi bersih terlebih dahulu, dan mentransformasikan ke z dengan menggunakan tabel yang telah disediakan. Untuk menemukan proporsi bersih dengan menggunakan :
Rumus :  Pb =  
Dimana:
Pb = Proporsi bersih
Pk = Proporsi kotor
a = Alternatif atau option yang dipasangkan atau disediakan pada item yang bersangkutan
1  = Bilangan konstan
Contoh: setelah tadi ditemukan Pk diatas  P = 0,70
Telah diketahui bahwa nilai Pk = 0,70 dan a = 5 option
Maka: Pb =    
             =  
              =         =  0,625 (sedang)
Jadi, terjadi perbedaan antara proporsi kotor dan proporsi bersih, yang mana dapat digunakan dalam item soal jenis pilihan ganda. Jadi, dengan demikian tingkat kesukaran item soal masih dalam tingkatan sedang
Langkah ketiga: mentransformasikan nilai P bersih menjadi nilai z dengan berkonsultasi pada tabel kurva normal kita ambil sebagai contoh butir item nomor 9 dengan P bersih 0,75. Untuk mentransformasikan P bersih menjadi nilai z, kita mencari angka sebesar 0,75 itu dalam tabel kurva normal yang terlampir. Dari tarbel kurva normal diperoleh kenyataan sebagai berikut :
B
The Larger Area
z
C
The Smaller Area
0,750
0,6745
0,250

Berdasarkan hasil konsultasi pada tabel kurva normal, maka harga z sebesar 0,6747 dengan berpegang kepada patokan yang diberikan oleh Robert L. Thorndike dan Elisabeth Hagen dalam bukunya Measurement and Evaluation in Psychology and Education maka dengan z sebesar 0,6747 kita dapat menyatakan bahwa butir item nomor 9 itu termasuk dalam kategori item yang telah memiliki derajat kesukaran yang cukup (sedang), berarti butir item nomor 9 itu dinyatakan sebagai butir item yang baik ditilik dari segi tingkat kesulitannya.
Langkah keempat: mencari atau menghitung angka indeks kesukaran item ialah dengan menggunakan angka indeks Davis yang sering disingkat dengan indeks Davis saja dan diberi lambang dengan huruf D di mana D dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
D = 21,063 z + 50
Misalkan sebutir item memiliki P kotor sebesar 0,265. Dengan berkonsultasi pada tabel kurva normal diperoleh z sebesar 0,6280
B
The Larger Area
z
C
The Smaller Area
0,735
0,6280
0,265

Dengan menggunakan rumus angka indeks Davis seperti yang telah disajikan maka:
D = 21,063 z + 50
    = (21,063)(0,6280) + 50
    = 13,227564 + 50
    = 63,2274564
    = 63,23 (dibulatkan dua angka dibelakang tanda desimal).
Karena rentangan angka indeks Davis adalah antara 0-100 maka dengan D sebesar 63,23 kita dapat menyatakan bahwa butir item yang bersangkutan memiliki derajat kesukaran yang cukup atau sedang (D sebesar 63,23 itu berada antara 30-70).
Jika kita ingin memperoleh angka indeks Davis secara cepat maka kita dapat menggunakan sebuah tabel yang disebut tabel untuk mengestimasi nilai D (indeks Davis).[3]
IV.            PENUTUP
A.    Kesimpulan
Analisis tingkat kesukaran item soal merupakan pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Yang man dapat menentukan kualitas sukar atau tidaknya suatu item soal.
Bebarapa rumus dalam langkah untuk menentukan tingkat kesukaran item soal.
1.      Untuk menentukan P kotor adalah
P =
2.      Rumus untuk menentukan P bersih adalah
Pb
3.      Cara mentransfer proporsi bersih ke nilai z, dengan menggunakan tabel kurva normal yang telah tersedia.
4.      Menhitung indeks kesikaran item soal dengan menggunakan rumus:
D = 21,063 z + 50
B.     Penutup
Sekian persembahan materi dan persentasi makalah yang telah kami paparkan mulai dari awal hingga akhir, mohon maaf kiranya jika dalam penyampaian masih kurang dan perlu pembenahan lebih lanjut, untuk itu kritik dan saran perlu kami butuhkan untuk mengembangkan kembali dalam pembuatan dan penyampaian makalah serta isi makalah secara lebih baik. Sekian terimakasih.



Daftar Pustaka
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html, senin,06/05/2013,pkl.21:24.
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.


Kegunaan Tingkat Kesukaran
Bagi Pendidik
1.      Sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi masukan kepada peserta didik tentang hasil belajar mereka.
2.      Memperoleh informasi tentang penenkanan kurikulum atau mencurigai terhadap butir soal yang bias.
Bagi Proses Belajar Mengajar
1.      Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.
2.      Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah.
3.      Memberi masukan kepada peserta didik.
4.      Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias.
5.      Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
Bagi Umum
1.      Mempengaruhi karakteristik distribusi skor (mempengaruhi bentuk dan penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi antar soal.
2.      Berhubungan dengan reliabilitas. Menurut koefesien kuder richarson, semakin tinggi korelasi antar soal, semakin tinggi reliabilitas. Pada umumnya makin mudah butir atau makin kecil butir maka makin besar probabilitas responden untuk menjawab butir itu dengan benar.



[1] Mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html,senin, 06/05/2013,pkl.21:24
[2] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 118-119.
[3] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 372-385

0 komentar :

Posting Komentar