TEKNIK
EVALUASI NON TES
Makalah
Disusun guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:
Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Naifah, M. SI.
Disusun oleh:
Ahmad Yasir 113211016
Anisatul Mufiroh 113211019
Desyanti Endah A. 113211020
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan ini kita mengenal adanya istilah evaluasi, tidak semua orang
menyadari bahwa setiap saat kita perlu melakukan evaluasi. Evaluasi sangatlah
penting dilakukan supaya kita lebih dapat mengoreksi diri kita, lebih-lebih
kita sebagai calon pendidik tentunya evaluasi sangat penting dilakukan.
Dalam
perencanaan dan desain sistem instruksional atau pembelajaran, rancangan
evaluasi merupakan hal yang sangat penting
untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat, kita
dapat menentukan efektifitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi dapat berjalan
dengan baik.
Pada
pembelajaran evaluasi terdapat pembahasan tentang penilaian yang menggunakan
teknik evaluasi tes dan non tes, pertemuan minggu lalu telah di sampaikan dan
dibahas tentang teknik evaluasi tes, dalam makalah kami kali ini akan menjelaskan
tentang teknik evaluasi non tes.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa yang
dimaksud dengan teknik evaluasi non tes?
B.
Apa saja
macam-macam penilaian non tes dan instrumennya?
III.
PEMBAHASAN
A.
Teknik
evaluasi non tes
Secara
garis besar, alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:tes dan bukan tes (non
tes). Selanjutnya tes dan non tes ini juga disebut sebagai teknik evaluasi.
Teknik
evaluasi non tes adalah suatu teknik evaluasi selain tes yang digunakan untuk
mengukur perubahan sikap dan pertumbuhan anak dalam psikologi.[1]Teknik ini dapat dilakukan
dengan cara skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan
atau riwayat hidup.
1.
Skala
bertingkat (rating scale)
Skala
menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Contoh: skor atau nilai yang diberikan oleh guru di sekolah untuk
menggambarkan tingkat belajar siswa.
2.
Kuesioner
(angket)
Pada
dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui
tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya
dan lain-lain.
3.
Daftar cocok
(chek list)
Yang
dimaksud dengan daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya
singkat-singkat), dimana responden yng dievaluasi tinggal membubuhkan tanda
cocok (v) di tempat yang sudah disediakan.
4.
Wawancara
(interview)
Wawancara
( interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
5.
Pengamatan (observation)
Pengamatan
adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis.
6.
Riwayat hidup
Riwayat
hidup adalah gambaran tentang gambaran seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat
menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari obyek
yang dinilai.[2]
B.Macam-macam penilaian evaluasi non tes dan
instrumennya
1.
Penilaian
kinerja dan instrumennya
Penilaian
kinerja (unjuk kerja ) merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat
cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetisi) yang menuntut
peserta didik untuk melakukan tugas atau gerak (psikomotor). Misalnya: praktek
shalat, presentasi, memainkan alat musik, membaca Al-Qur’an dan lain-lain.
Dalam
melakukan proses penilaian kinerja harus memperhatikan hal-hal berikut:
a.
Langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukan kinerja dari
suatu kompetisi.
b.
Kelengkapan
dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c.
Kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d.
Kemampuan
yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Penilaian kinerja dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi terhadap berbagai
konteks untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu
kompetisi dasar. Pengamatan atau observasi terhadap kerja peserta didik dapat
menggunakan instrumen berupa:
a.
Skala
penilaian (rating scale), penilaian ini memungkinkan seorang guru nilai tengah
terhadap penguasaan atau ketercapaian ketuntasan belajar dari suatu kompetisi.
Rating scale terentang dari sangat kompeten sampai sangat tidak kompeten.
Misal: rentang 1 =sangat tidak kompeten, 2= tidak kompeten, 3= cukup kompeten,
4= kompeten, 5= sangat kompeten.
b.
Daftar cek (chek
list), penilaian unjuk kerja dapat juga menggunakan dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi pada umumnya berbentuk chek list
(v) karena hanya berupa daftar pertanyaan yang jawabannya tinggal menggunakan
chek list pada jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.[3]
2.
Penilaian
proyek dan instrumennya
Penilaian proyek adalah
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetisi yang
harus diselesaikan oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Tugas
tersebut dapat berupa investigasi terhadap suatu proses yang dimulai dari
perancanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan penyajian
data.
Dalam melakukan
penilaian proyek harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kemampuan pengolahan, kemampuan peserta didik dalam
memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan.
b. Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tahapan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam belajar.
c. Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik adalah
hasil karyannya, bukan merupakan plagiasi dari karya orang lain.
Penilaian proyek
dilakukan dari mulai perencanaan, proses pengerjaan sampai ahir proyek. Untuk
itu seorang guru atau asesor perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale atau
chek list.[4]
3.
Penilaian
produk dan instrumennya
Penilaian
produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kwalitas suatu produk.
Penilaian jenis ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik terhadap proses
pembuatan suatu produk, misalnya produk teknologi, makanan, karya seni dan lain
sebagainya. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penilaian produk,
diantaranya:
a.
Tahap
persiapan, tahap ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk.
b.
Tahap proses
atau pembuatan produk, meliputi kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, metode, teknik.
c.
Tahap
penilaian produk, tahap ini meliputi penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Dalam
teknik penilaian produk dapat digunakan dua cara yaitu penilaian holistik dan
penilaian analitik.
a.
Penilaian
dengan cara holistik yaitu penilaian yang berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
b.
Penilaian
dengan cara analitik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.[5]
4.
Penilaian
portofolio dan instrumennya
a.
Pengertian
portofolio
Penilaian
portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu
pekerjaan, tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan
yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat
dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian
portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik
atau digunakan untuk menilai kinerja.
Di dalam
file portofolio, guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi peserta
didik, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum.
Selain prestasi akademik, isi file juga dapat dielaborasi dengan catatan
prestasi nonakademik, yakni rekaman profile peserta didik yang meliputi aspek
kerajinan, kerapian, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerja sama, sikap,
solidaritas, dan lain-lain.
b.
Tujuan
Penilaian Portofolio
1)
Menghargai Perkembangan
Peserta Didik
2)
Mendokumerntasikan
Proses Pembelajaran
3)
Memberi
Perhatian Pada Prestasi Kerja
4)
Meningkatkan
Efektivitas Proses Pembelajaran
5)
Bertukar
Informasi antara Orang Tua Peserta Didik dengan Guru Lain.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh
format penilaian portofolio.[6]
FORMAT
PENILAIAN PORTOFOLIO PRODUK
No
|
Aspek-aspek Penilaian
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Persiapan
|
I
|
|
|
|
|
II
|
|
|
|
|
III
|
|
|
02
|
Pembuatan
|
Umum
|
|
|
|
|
Modifikasi
|
|
|
|
|
Khusus
|
|
|
03
|
Komponen
|
Disain
|
|
|
|
|
Bahan
|
|
|
|
|
Kreativitas
|
|
|
|
|
Orisinalitas
|
|
|
|
Jumlah skor
|
|
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
.............................................
|
5.
Penilaian
sikap dan instrumennya
Sikap
dapat didefinisikan sebagai suatu predisposisi atau kecenderungan untuk
melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya
berupa individu-individu tertentu beserta obyek-obyek tertentu.[7]Harvey dan Smith (1991:164)
mendefinisikan sikap sebagai kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk
positif atau negatif terhadap objek atau situasi.[8]
Untuk menilai sikap seseorang terhadap objek
tertentu dapat dilakukan dengan melihat respon yang teramati dalam menghadapi
objek yang bersangkutan. Respon seseorang dalam menghadapi suatu objek menurut
Eagly & Chaiken (1993: 10) dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1). Cognitive responses, yang berkaitan
dengan apa yang diketahui orang tersebut tentang objek sikap. 2). Affective responses, berkaitan dengan
perasaan atau emosi seseorang yang berkaitan dengan objek sikap. 3). Behavioral responses, berkaitan dengan
tindakan yang muncul dari seseorang ketika menghadapi objek sikap.
Ada
beberapa bentuk penilaian sikap (skala sikap), diantaranya adalah:[9]
a.
Skala Likert
Prinsip pokok skala Likert
adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap
terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif.
Untuk
skala Likert digunakan skala dengan lima aktif sampai dengan sangat positif.
Untuk skala Likert digunakan skala dengan lima angka. Skala 1 (satu) berarti
sangat negatif dan skala 5 (lima) berarti sangat positif. Skala ini disusun
dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan
tingkatan. Contoh pilihan respon:
SS :
sangat setuju
S :
setuju
TB/R :
tidak punya pendapat/ragu-ragu
TS :
tidak setuju
STS :
sangat tidak setuju
Contoh
instrumen untuk mengukur sikap siswa terhadap mata pelajaran bahasa arab.
No
|
Sikap Siswa
|
STS
|
TS
|
R
|
S
|
SS
|
1.
|
Pelajaran
bahasa arab bermanfaat
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pelajaran
bahasa arab sulit
|
|
|
|
|
|
3.
|
Tidak
semua siswa harus belajar bahasa arab
|
|
|
|
|
|
4.
|
Pelajaran
bahasa arab harus dibuat mudah
|
|
|
|
|
|
5.
|
Harus
banyak latihan pada pelajaran bahasa arab
|
|
|
|
|
|
Skoring
pilihan jawaban skala Likert tergantung pada sifat pernyataan. Untuk pernyataan
yang bersifat positif skor jawaban adalah: SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS =
1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif skor jabawan adalah sebaliknya: SS =
1, S = 2, R = 3, TS = 4, STS = 5.
b.
Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala mirip descriptive graphic rating scale karena merupakan suatu instrumen
yang responnya dengan memberi tanda tertentu pada suatu kontinum baris.
Perbedaannya terletak pada jumlah skala. Pada descriptive graphic rating, skala terdiri dari 5 tingkatan,
sedangkan pada skala Thurstone jumlah skala yang digunakan berkisar antara 7
sampai 11.
Contoh instrumen untuk
menilai sikap siswa terhadap mata pelajaran sejarah.
!..7..!..6..!..5..!..4..!..3..!..2..!..1..!
1.
Saya sering
belajar sejarah !......!......!......!......!......!......!......!
2.
Pelajaran
sejarah bermanfaat !......!......!......!......!......!......!......!
3. Saya berusaha memiliki buku pelajaran sejarah !......!......!......!......!......!......!......!
c.
Skala Guttman
Skala ini berupa sederetan pernyataan opini tentang sesuatu objek
secara berurutan. Responden diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang
pernyataan itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan
pada nomor urut tertentu, maka diasumsikan juga setuju dengan pernyataan
sebelumnya dan tidak setuju dengan pernyataan sesudahnya.Contoh:
1.
Saya
mengizinkan anak saya bermain ke tetangga.
2.
Saya
mengizinkan anak saya pergi kemana ia mau.
3.
Saya
mengizinkan anak saya pergi kapan saja dan kemana saja.
4.
Anak saya
bebas pergi kemana saja tanpa minta izin terlebih dahulu.
Bila
responden setuju dengan pernyataan nomor 3 misalnya, maka dianggap ia setuju
dengan pernyataan nomor 1 dan 2, serta tidak setuju dengan pernyataan nomor 4.
6.
Penilaian
diri dan istrumennya
a.
Pengertian
penilaian diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang
ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan,
status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
b.
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
1). Menilai aspek
kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata
pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
2). Menilai aspek fektif, misalnya, peserta didik dapat diminta
untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek
sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
3). Menilai aspek psikomotorik,
peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan
yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.
c.
Istrumen yang
digunakan
Istrumen yang
digunakan dalam penilaian ini dengan menggunakan daftar cek (chek list)
yaitu berupa daftar pernyataan yang jawabannya tinggal memberi chek list pada
jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.[10]
IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teknik
evaluasi non tes adalah suatu teknik evaluasi selain tes yang digunakan untuk
mengukur perubahan sikap dan pertumbuhan anak dalam psikologi. Teknik ini dapat
dilakukan dengan cara skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, wawancara,
pengamatan atau riwayat hidup.
Dalam
teknik evaluasi non tes ada enam penilaian yang dinilai yaitu penilaian
kinerja, produk, proyek, portofolio, sikap dan penilian diri.
B.
Penutup
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi
pembaca dan pemakalah sendiri. Kami menyadari masih banyak kesalahan atau
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan selanjutnya.
DAFTAR KEPUSTAKAN
Arikunto, Suharsimi., Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1990.
Arifin, Zainal, Evaluasi Istruksional
Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1990.
-----------------,
Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian
Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Suryatana, P. P. N dan Wayan Nurkanca, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional, 1983.
Widoyoko, S. Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan
Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012.
[1]
Zainal Arifin, Evaluasi Istruksional Prinsip-Teknik-Prosedur, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 49.
[2]
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1990), hlm. 23-28.
[3] Mimin
Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2008), hlm. 45-49.
[4] Mimin
Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, hlm.
50-51.
[5] Mimin
Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, hlm.
57.
[6]
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), hlm. 196
[7] Wayan
Nurkanca dan P. P. N. Suryatana, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 280.
[8] S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi
Program Pembelajaran, Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 113.
[9] S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi
Program Pembelajaran, Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 115-118.
[10] Mimin Haryati, Model dan
Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 67.
terima kasih atas ilmu nya ...
BalasHapus