HAKEKAT PEKERJAAN DAN
KETERAMPILAN MANAJERIAL
Makalah
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Dasar-dasar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Fatkuroji, M.Pd.
Disusun oleh:
Iip Kasipul Qulub 113211025
Khoirun Ni’am 113211026
Lia Diah Fitantri 113211027
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
Manusia
sebagai manajer di manapun tidak luput dari sebuah wadah untuk melakukan
kegiatan atau yang disebut organisasi. Organisasi dapat berupa lembaga
pendidikan, baik formal maupun nonformal. Organisasi tidak akan ada tanpa ada
manusia.
Sumber-sumber
pendidikan itu mencakup orang-orang, uang, bahan pelajaran, media pendidikan,
prasarana, sarana, dan informasi. Sumber-sumber ini tidak selalu tersedia dan
berada pada organisasi atau lembaga pendidikan. Melainkan sering bertebaran ada
di sana-sini. Keadaan seperti ini perlu ditata oleh para manajer agar dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh lembaga. Untuk maksud itu para manajer
membutuhkan ketrampilan-ketrampilan tertentu.[1]
Dalam
makalah ini, akan kita bahas mengenai Hakekat pekerjaan dan Keterampilan
Manajerial.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Pekerjaan dan Manajer?
2. Apa saja Peran Manajer?
3. Apa saja Keterampilan yang harus dimiliki Manajer?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pekerjaan dan Manajer
Kerja
merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya
dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi
yang telah diberikan atas kepentingan organisasi. Prestasi kerja atau
penampilan kerja (Performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang
didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan motivasi dalam menghasilkan
sesuatu. Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena
berkaitan dengan produktivitas organisasi.
Pada
hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi
tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku,
sedangkan tujuan berfungsi untuk mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian
besar diarahkan untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan.[2]
Secara
umum Manajer berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan
dan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya.[3]
Sedangkan menurut Drs. Moekijat mengatakan Manajer adalah seseorang yang
pekerjaannya memerlukan dia untuk merencanakan, mengorganisasi, memberi
motivasi, dan mengawasi pekerjaan dari orang-orang lain.[4]
Seorang
Manajer adalah seorang yang diberi wewenang formal oleh organisasi formal
tertentu, untuk membawahi sejumlah bawahan, untuk mencapai sasaran-sasaran
organisasi tersebut, melalui penerapan macam-macam fungsi manajemen, seperti
misalnya perencanaan, pengorganisasian, pengisian jabatan-jabatan yang tersedia,
memimpin dan menggerakan dan melaksanakan pengawasan performa bawahan tersebut.[5]
Tingkatan
manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang
berbeda,[6]
yaitu:
1. Manajer lini, tingkatan rendah dalam suatu
organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, disebut manajemen lini atau garis pertama. Para
manajer ini sering disebut kepala atau pimpinan, mandor, dan penyelia
(supervisor). Sebagai contoh mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung
membawahi tenaga pengetik dan pembukuan dalam kantor yang besar, dan penyelia
teknik dalam suatu departemen riset.
2. Manajer menengah. Manajemen menengah dapat meliputi
beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga
karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer
departemen, kepala pengawas dan sebagainya. Sebagai contoh kepala bagian yang
membawahi beberapa kepala seksi, atau kepala sub divisi perusahaan yang
membawahi beberapa kepala bagian.
3. Manajer puncak. Klasifikasi manajer tertinggi ini
terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajer puncak bertanggung jawab atas
keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas bagi manajer puncak adalah
direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior dan sebagainya.
B.
Peran Manajer
Peranan
manajer muncul karena adanya pemberian otoritas otomatis formal berupa surat
keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status dan kedudukannya. Untuk
melaksanakan otoritas formal dan statusnya, setiap manajer minimal mempunyai
tiga peranan, yaitu sebagai interpersonal, informasional, dan
pengambilan keputusan.
1.
Peranan
Interpersonal
Peranan interpersonal meliputi kepala
sekolah/madrasah sebagai: lambang atau simbol (figure art), Kepala sekolah/madrasah sebagai lambang, ia mewakili
sekolah/madrasanya dalam menghadiri acara-acara seremonial, baik resmi maupun
tidak resmi seperti upacara-upacara resmi di sekolah atau madrasah dan
pemerintah/swasta.
Sebagai pemimpin (leader), ia memainkan peranannya sebagai pemimpin, yaitu memimpin
sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara
optimal.
Sebagai penghubung (liaison).
2.
Peranan
informasional
Peranan
informasional meliputi: monitor (mencari
informasi), ia mencari informasi di dalam dan di luar sekolah/madrasah secara
konstan. Informasi diperoleh antara lain melalui kontak-kontak jaringan kerja,
membaca buku dan hasil penelitian, membaca
koran, dan memanfaatkan
internet.
Sebagai
disseminator (mendistribusikan
informasi), ia mendistribusikan informasi-informasi penting kepada pendidik dan
tenaga kependidikan, orang tua didik, anggota komite sekolah/madrasah, dewan
sekolah/madrasah, aparatur pemerintah, dan masyarakat.
Sebagai
spokesperson, ia bagaikan seorang
diplomat. Sebagai seorang diplomat sebagai seorang diplomat ia harus mampu
berbicara dengan penuh diplomasi dan mampu
membuat pendengarnya terpesona dan siap melaksanakan yang ia bicarakan.
3.
Pengambilan
Keputusan (decisional)
Peranan
decisional meliputi: enterpreuner, disturbance, resource allocator dan negotiator. Kepala sekolah/madrasah
sebagai enterpreuner, ia kreatif dan
inovatif dalam mengembangkan sekolah/madrasahnya dengan menciptakan produk/jasa
pendidikan.[7]
C.
Keterampilan Manajer
Ada tiga macam keterampilan
manajer yaitu keterampilan
konsep, keterampilan
kemanusiaan, dan keterampilan
teknik. Keterampilan konsep ialah keterampilan untuk memahami dan
mengoperasikan organisasi, sedangkan keterampilan manusiawi adalah keterampilan
untuk bekerja sama, memotivasi, dan mengarahkan, sementara itu keterampilan teknik
ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.[8]
1. Keterampilan konsep
Untuk
memiliki ketrampilan manajer terutama keterampilan
konsep, para manajer tertinggi (top manajer) diharapkan:
a. Selalu belajar dari
pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para bawahan.
b. Melakukan
observasi secara terencana tentang kegiatan manajemen.
c. Banyak
membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan.
d. Memanfaatkan
hasil-hasil penelitian orang lain
e. Berfikir
untuk masa yang akan datang,
dan
f. Merumuskan
ide-ide yang dapat di uji-cobakan
Ada
dua macam strategi ialah strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum bisa
berupa salah satu dari upaya mempertahankan stabilitas, pengembangan,
pemotongan/pengurangan, atau kombinasi dari ketiganya. Sedangkan strategi khusus
ialah bergerak dalam segi layanan/produksi, proses, pemasaran/pemakaian
lulusan, dan keuangan.
Dalam
strategi khusus ialah bermaksud membuat para pelaksana pendidikan memanfaatkan
kompetensinya secara maksimal sesuai dengan fasilitas-fasilitas yang dapat
disediakan oleh lembaga. Mencakup usaha melakukan penampilan yang terbaik dalam
melayani kebutuhan siswa/mahasiswa, membimbing mereka belajar, mengusahakan
agar mereka dapat meneruskan studi atau segera dapat bekerja, dan bagaimana
mencari sumber-sumber dana yang baru serta bagaimana memakai dana secara
efisien.[9]
2. Keterampilan kemanusiaan
Hampir
ketiga tingkat manajer harus menguasai ketrampilan manusiawi, walaupun
diharapkan yang paling terampil adalah para manajer madya (middle management),
sebab ketganya menghadapi manusia. Ketrampilan manusiawi pada hakikatnya
merupakan kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal
kepada orang-orang yang diajak bekerja dengan memperhatikan kodrat dan
harkatnya sebagai manusia.
Tujuan
mengadakan antar hubngan kerja sama dengan para bawahan dalam suatu organisasi
iaah agar para bawahan itu dapat memanfaatkan potensinya secara optimal dalam
bekerja demi kepentingan organisasi dan para anggotanya. Di Indonesia dalam masa pembangunan ini, para petugas
pendidikan diharapkan dapat menjadi pejuang-pejuang pembangunan yang gigih.
Seorang
petugas pendidikan akan biasa
menjadi pejuang pembangunan atau akan meningkatkan perjuangan sebagian besar
bergantung kepada kemampuan manajer menggerakkan motivasinya. Oleh sebab itu, sebenarnya manusia
itu bias diatur atau bias diajak berunding untuk mengatur diri bersama. Kuncinya adalah bagaimana
para manajer menangani mereka sebagai bawahan agar dedikasi dan perjuangan
mereka semakin menningkat dalam pendidikan.[10]
3. Keterampilan teknik
Ketrampilan
teknik sebagian besar perlu dikuasai oleh manajer terdepan. Sebab para manajer
terdepan (low management) berhadapan langsung dengan para petugas pendidikan
terutama para pengajar. Para manajer terdepan sekaligus bertindak sebagai
supervisor, yang berkewajiban membina dan membimbing para pengajar agar mapu
mengajar dengan sebaik mungkin. Dalam kesempatan yang sama mereka juga
berkewajiban mengontrol cara kerja para pengajar.
Supaya
dapat membimbing dan mengontrol secara betul, maka para manajer terdepan perlu
paham akan teknik-teknik yang dipakai dalam memproses siswa/mahasiswa sejak
mulai belajar di lembaga itu sampai lulus. Teknik-teknik ini pada garis
besarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu teknik yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar dan teknik ketatausahaan.
Pada
kelompok teknik pertama anta lain mencakup teknik mengatur lingkungan belajar
dan media pendidikan, menyusun bahan pelajaran, mengatur suasana kelas,
membimbing siswa/mahasiswa belajar, konseling, menyusun tugas-tugas berstruktur
dan mandiri, cara membuat alat ukur dan cara menilai. Sedangkan kelompok teknik
yang kedua antara lain mencakup ketatausahaan pengajaran, kesiswaan/mahasiswa,
kepegawaian/personalia, keuangan, perlengkapan, dan sebagainya.[11]
IV.
KESIMPULAN
Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan
sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencarai nafkah atau
bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas
kepentingan organisasi.
Secara umum Manajer berarti setiap orang yang
mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya.
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan
membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu: Manajer lini, Manajer menengah, dan Manajer
puncak.
Peran manajer terbagi menjadi tiga peran besar yaitu;
interpersonal, informational, dan pengambilan
keputusan.
keterampilan
yang harus dimiliki
oleh manajer yaitu keterampilan
konsep, keterampilan
kemanusiaan, dan keterampilan
teknik.
V.
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis buat. Apabila
dalam makalah ini ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaafkan, karena penulis
manusia biasa yang bisa salah dan lupa. Penulis meminta kritik dan saran untuk
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta:
BPFE, 2009.
Permadi, K., Pemimpin dan Kepemimpinan
dalam Manajemen, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996.
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT
Bina Aksara, 1988.
Usman, Husaini, Manajemen: Teori,
Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Winardi, J., Manajemen Perilaku
Organisasi, Jakarta: Prenada Media Group, 2009.
[1]Made Pidarta Manajemen
Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hlm. 217.
[2]Nanang Fattah, Landasan
Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 19.
[3]T. Hani
Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2009), hlm. 17.
[4]K. Permadi, Pemimpin
dan Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 20.
[5]J. Winardi, Manajemen
Perilaku Organisasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 2.
[7]Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), hlm. 17-21.
0 komentar :
Posting Komentar