Minggu, 22 November 2015


Nama: Iip Kasipul Qulub
NIM  : 113211025
Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan

Total Quality Management (TQM)
1.      Pengertian TQM
Total Quality Management adalah suatu cara untuk meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous quality improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam area fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia dengan tujuan untuk memenuhi kepuasaan pelanggan. Dengan demikian manajemen kualitas berorientasi kepada proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok-pemasok (SUpplier) dan para pelanggan (Costumer), di lingkungan perusahaan. Sehingga manajemen kulaitas merupakan kemampuan atau kapabilitas yang melekat dalam sumber daya manusia serta merupakan proses yang dapat dikontrol (controlled process) dan bukan suatu kebetulan belaka.

2.      Cara Meningkatkan TQM
1.      Perlu dibentuk “Cross functional team” yang permanen  dalam pengoperan organisasi tanpa merobah susunan sentral, fungsional dan birokratif organisasi.
2.      Perlu di usahakan untuk mengukur agar pimpinan selalu membiasakan diri dalam komunikasi dengan menggunakan bahasa organisasi. Bahasa organisasi meliputin pula sikap, pola pikir dan pola tindak didalam lingkungan organisasi.
3.      Kita harus mempunyai method, teknik dan piranti untuk mengukur seluruh proses yang berlangsung didalam organisasi.
4.      Para pemimpin secara periodik perlu membaurkan diri dengan para anggota organisasi.
5.      Organisasi harus dipimpin dan di manage agar mempunyai kesadaran akan situasi lingkungannya, yaitu memiliki pengetahuan mengenai dirinya dan suasana kompetisi, sehingga dapat dipakai sebagai dasar proses perencanaan.

3.      Point-point penting dalam makalah TQM
1.      TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
2.      TQM mempunyai 4 prinsip, yaitu:
1.      Kepuasan pelanggan
2.      Respek terhadap setiap orang
3.      Manajemen berdasarkan fakta
4.      Perbaikan berkesinambungan
3.      TQM mempunyai 10 unsur komponen, yaitu:
1.      Fokus pada pelanggan
2.      Obsesi terhadap kualitas
3.      Pendekatan ilmiah
4.      Komitmen jangka panjang
5.      Kerjasama tim
6.      Perbaikan system secara berkesinambungan
7.      Pendidikan dan pelatihan
8.      Kebebasan yang terkendali
9.      Kesatuan tujuan
10.  Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

4.      7 hal yang dapat dipetik dalam makalah TQM
1.      Saya dapat mengetahui tentang pengertian TQM
2.      Saya dapat mengetahui permasalahan-permasalahan dalam TQM
3.      Saya dapat mengetahui prinsip-prinsip dalam TQM
4.      Saya dapat mengetahui unsur-unsur komponen TQM
5.      Saya dapat mengetahui strategi-strategi dalam meningkatkan TQM
6.      Saya dapat mengetahui karakteristik-karakteristik TQM
7.      Saya dapat mengetahui aplikasi dari unsur-unsur dalam TQM pada Lembaga Pendidika

5.      Aplikasi unsur-unsur TQM dalam lembaga-lembaga pendidikan
Total Quality Management dalam pendidikan telah dinyatakan oleh Sallis, bahwa “Total Quality Management is about creating a quality culture where the aim of every member of staff is to delight their customer, and where the stucture of their organizations allow todo so . Hal ini mengandung pengertian bahwa Total Quality Management berhubungan dengan penciptaan budaya kualitas dengan memposisikan tujuan karyawan dan staf untuk menyenangkan konsumen sekaligus didukung oleh organisasi mereka dan melakukan sesuatu yang dikehendaki.
Untuk bisa menyenangkan konsumen dalam pendidikan maka perlu perbaikan program sekolah yang mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif, dan yang paling vital adalah bagaimana mutu kualitas dalam programnya dapat mengobah kultur sekolah para pelajar dan orang tuanya menjadi tertarik dengan adanya inovasi yang ditimbulkan oleh TQM.
Syarat-syarat agar TQM dapat di implementasikan dalam Lembaga Pendidikan:
1.       Peningkatan secara berkesinambungan
Sebagai suatu pendekatan TQM mencari suatu bentuk permanen dalam lembaga, sehingga fokus bukan diarahkan jangka pendek, melainkan diarahkan pada peningkatan kualitas jangka panjang. Inovasi konstan, peningkatan dan perubahan merupakan inti TQM, dan lembaga-lembaga tersebut dalam pelaksanaan peningkatan secara berlanjut.
2.       Perubahan budaya
Dalam melaksanakan perubahan budaya (kualitas) dalam organisasi yang pertama-tama harus dilakukan adalah “melelehkan” status quo, kemudian menggerakkan ke arah yang baru (budaya baru untuk kualitas), dan jika mantap dipermaninkan lagi.
3.       Komunikasi organisasi
Adanya suatu komunikasi yang efektif , baik secara internal maupun secara eksternal, antara pelanggan dan suplier. Semua jaringan dan media komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal perlu dioptimalkan.Hal ini sangat diperlukan untuk membentuk iklim kondusif bagi terciptanya budaya kualitas yang diharapkan.
4.       Menjaga hubungan dengan pelanggan
Lembaga yang unggul akan selalu menjaga kedekatan dengan pelanggan serta memiliki terterik (obsesi) terhadap kualitas. Pemimpinan lembaga pendidikan harus mempreoritaskan dan memuaskan pelanggan. Hal ini didasarkan pada ciri utama penentu kualitaqs versi TQM bahwa pelangganlah yang akhirnya menentukan kualita.
5.       Kolega sebagai pelanggan
Fokus TQM terhadap pelanggan bukan sekedar memenuhi kebutuhan dari luar, akan tetapi kolega-koleganya yang ada dalam lembaga juga menrupakan pelanggan. Keseimbangan dalam memenuhi semua pelanggan baik internal maupun eksternal harus dilakukan secara proporsional.
6.       Pemasaran internal
Pemasaran internal adalah alat untuk mengkomunikasikan berbagai informasi pada staf guna meyakinkan mereka tentang apa yang terjadi di sekolah, sehingga staf memiliki kesempatan untuk membrikan ide umpan balik. Pemasaran internal adalah bentuk ola mengkomunikasikanide. Jika pemasaran internal berjalan dengan baik, niscaya dukungan terhadap implementasi TQM dalam bidang pendidikan dapat berjalan dengan baik pula, justru melalui pemasaran internal itulah nantinya menjadi pendongkrak pada pemasaran eksternal yang lebih luas.
7.       Profesionalisme dan fokus pelanggan
Menunjukkan kepedulian pada standar akademik yang memadai. Mempersatukan unsur terbaik bagi profesionalisme dengan total quality merupakan modal penting untuk meraih sukses. Fokuskan keprofesionalannya kepada keinginan dan kepuasan pelanggan dalam jangka panjang. Implikasinya, opini pelanggan terhadap sistem layanan jasa pendidikan disekolah menjadi terbentuk dengan baik.
8.       Kulitas belajar
Dalam menerapkan TQM harus mengantisipasi gaya belajar siswa secara serius, sehingga mendapatkan strategi yang baik untuk melayanimasing-masing invidu yang memiliki perbedaan dalam belajar. Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati antar siswa dan guru. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut timbul keinginan untuk mencapai misi tersebut. Dalam proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat diberikan umpan balik serta memberikan kesempatan kepad siswa mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil dari orang tua juga diperlukan untuk mengatisipasi kesalahan dan mencari jalan keluar.

9.       Mengatasi hambatan dalam memperkenalkan TQM
Ada beberapa hambatan yang sering timbul dalam pelaksanaan TQM di sekolah, antara lain; (1) pemimpin membutuhkan hasil dri TQM, dipihak lain mereka enggan memberikan dukungan; (2) staf tidak memahami tujuan dan misi lembaga; (3) peran manajer madya, yang memiliki peran sangat penting karena merka bertanggung jawab atas operasional lembaga sehati-hari dan berperan juga sebagai saluran komunikasi yang utama. Manajer madya tidak boleh bertindak sebagai inovator kecuali manajer seniaor sudah mengemukakan misinya dimasa yang akan datang. Manajer senior harus konsisten dalam menasehati dan mengkomunikasikan pesan-pesan untuk meningkatkan kualitas.
Bagaimanapun baiknya konsep TQM, memang tidak menjamin sepenuhnya bahwa TQM bisa berhasil diimplimentasikan pada organisasi, beberapa contoh yang gagal mengimplementasikannya antara lain General Motor ,Perum Jasa Tirta Malang dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa konsep TQM masih perlu revitalisasi pengembangan inovasi-inovasi konsep sehingga benar-benar lebih baik, disamping itu kiranya perlu adanya sikap ketelatenan dan kesabaran serta proaktif semua pihak untuk selalu ditingkatkan serta diupayakan perbaikan secara terus menerus untuk optimalisasi keberhasilan.

0 komentar :

Posting Komentar