FUNGSI PENGISIAN JABATAN DALAM ORGANISASI
MAKALAH
Disusun guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Dasar-dasar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Fatkhuroji, M.Pd
Disusun oleh:
Anisatul Mufiroh 113211019
Desyanti Endah A. 113211020
Fatchurohman 113311021
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya kemampuan manusia itu
terbatas, sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan yang
tidak terbatas dengan kemampuan yang terbatas dalam melakukan pekerjaan
mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas dan tanggung jawab. Dengan adanya
pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab itu maka terbentuklah kerja sama
dalam suatu organisasi. Dalam organisasi itu maka pekerjaan yang berat dan
sulit dapat diselesaikan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Proses untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan manajemen.
Ada beberapa unsur fungsi pengisian
jabatan dalam organisasi, diantaranya adalah rekrutmen dan seleksi. Dalam
makalah yang singkat ini akan dibahas sedikit tentang pengertian, kelebihan dan
kekurangan dari rekrutmen dan seleksi. Selain dari pada itu, akan dibahas juga
pengertian dari penempatan, orientasi dan induksi.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian rekrutmen dan seleksi?
B. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari rekrutmen
internal dan eksternal?
C. Apa yang dimaksud dengan penempatan?
D. Apa pengertian orientasi dan induksi?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rekrutmen dan Seleksi
1.
Pengertian
Rekrutmen
Setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta klasifikasi
pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah meleksanakan rekrutmen. Rekrutmen
merupakan proses mencari, menemukan dan menarik pelamar untuk dipekerjakan
dalam dan oleh suatu organisasi.[1] Rekrutmen
juga dapat diartikan sebagai kegiatan mencari dan memengaruhi tenaga kerja agar
mau melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di perusahaan. “Mencari” yaitu
menetapkan sumber-sumber tenaga kerja yang akan ditarik. “Mempengaruhi” adalah
menetapkan cara-cara penarikannya, seperti melalui iklan pada media massa atau
melalui para karyawan yang telah ada.[2]
Maksud tujuan rekrutmen adalah untuk memperoleh suatu persediaan
seluas mungkin dari calon-calon pelamar sedemikian rupa sehingga organisasi
akan mempunyai kesempatan untuk melekukan pilihan tenaga kerja yang bermutu.
Rekrutmen umum dilakukan bilamana organisasi memerlukan sekelompok
tenaga kerja jenis tertentu, terutama karyawan pelaksana (operatif), misalnya
juru tik atau pramuniaga. Disini diterapkan prosedur yang sederhana dan
dibakukan.
Rekrutmen khusus digunakan terutama bagi tenaga pimpinan
(eksekutif) atau ahli-ahli khusus. Ini dilakukan bilamana organisasi memerlukan
individu-individu dari jenis yang khusus. Para calon pelamar akan memperoleh
perhatian khusus secara individual selama masa waktu yang luas.[3]
2.
Pengertian
Seleksi
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau yang ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu.[4] Secara
ideal proses seleksi merupakan proses pengambilan keputusan timbal-balik .
perusahaan memutuskan menawarkan tenaga kerja. Calon pelamar memutuskan apakah
perusahaan beserta tawarannya akan memenuhi kebutuhan dan tujuan pribadinya.
Tetapi pada umumnya proses seleksi cenderung ditentukan sepihak, yaitu dominasi
dari pada pihak perusahaan.
Urutan penerimaan tenaga kerja secara baku mengikuti prosedur empat
langkah sebagai berikut:
1.
Menilai
formulir lamaran lengkap,
2.
Mewawancarai,
3.
Menggunakan tes
bilamana perlu,
4.
Memperoleh
referensi.
Dalam kenyataannya proses seleksi berbeda-beda antara perusahaan
yang satu dengan lainnya, bahkan antara berbagai tingkatan perusahaan yang
sama.[5]
B. Kelebihan dan Kekurangan Rekrutmen
Internal dan Eksternal
Rekrutmen internal dan eksternal berasal dari sumber daya manusia
atau sumber tenaga kerja yang dikenal dengan ” sumber internal dan sumber
eksternal”
Sumber internal, yakni karyawan yang akan mengisi lowongan jabatan
yang lowong, ditarik dari karyawan yang ada di perusahaan. Penarikan dilakukan
dengan cara “mutasi atau transfer”, baik sifatnya vertikal (promosi-demosi)
maupun horizontal (rotasi).
Demosi, yaitu mutasi dengan cara penurunan pangkat atau jabatan
seseorang. Proomosi adalah mutasi dengan menaikkan pangkat atau jabatan
seseorang, sehingga authority dan responbility-nya semakin besar
biasanya diikuti kenaikan pendapatan.
Kelebihannya:
1.
Biaya-biaya
penarikan relatif kecil.
2.
Perilaku
karyawannya telah diketahui.
3.
Karyawannya
telah berpengalaman.
4.
Orientasi dan
induksi tidak diperlukan lagi.
5.
Karyawan yang
cakap ada kesempatan untuk promosi.
6.
Memotivasi
semangat kerja karyawan.
7. Loyalitas dan kedisiplinan karyawwan lebih baik.
Kekurangannya:
1. Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan, karena mutasi akan
menimbulkan lowongan yang kosong kembali.
2. Pelaksanaan system kerja hanya tetap begitu-begitu saja.
3. Kewibawaan pejabat yang dipromosikan relatif kurang.
4. Promosinya sering didasarkan atas nepotisme.
Sumber eksternal artinya untuk mengisi jabatan yang kosong ditarik
orang-orang dari luar perusahaan, yaitu:
1. Lembaga-lembaga ppendidikan.
2. Kantor penempatan tenaga kerja.
3. Pasar tenaga kerja (umum).
4. Nepotisme atau kawan-kawan karyawan.
Penarikan tenaga kerja atau sumber daya manusia ini dilakukan
melalui iklan pada media massa, seperti pada surat kabar, radio, dan televisi
dengan menonjolkan hal-hal yang paling menarik bagi calon pelamar.
Kelebihannya:
1.
Kesempatan
untuk mendapatkan karyawan yang professional terbuka.
2.
Kemungkinan
perubahan system kerja yang lebih baik ada.
3.
Pejabat baru
akan berwibawa, jika ia cakap.
4.
Masalah jabatan
yang lowong terisi dengan tidak menimbulkan kosongnya jabatan lainnya.
Kekurangannya:
1.
Menurunkan
semangat kerja karyawan lama, sebab kesempatan promosi tidak ada.
2.
Absensi dan turn
over karyawan lama cenderung meningkat.
3.
Loyalitas dan
solidaritas pejabat baru masih disangsikan.
4.
Orientasi dan
induksi pejabat baru harus dilakukan.
5.
Kediisiplinan
dan kecakapan masih diragukan.[6]
C. Penempatan
Yang dimaksud dengan penampatan (placement)
adalah kegiatan untuk menempatkan orang-orang yang telah lulus seleksi pada
jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan dan
klasifikasi-klasifikasi pekerjaan.[7]
Penempatan ini sangatlah penting, karena
aktivitas-aktivitas perusahaan baru
dapat dilakukan, jika semua jabatan ada pejabatnya.
Seleksi dan penempatan merupakan langkah
yang diambil segera setelah terlaksana fungsi rekrutmen. Seleksi dan penempatan
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam MSDM, karena tepat/tidaknya
penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi
seleksi dan penempatan tersebut. Jika fungsi ini tidak terlaksana dengan baik,
maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan-tujuan
suatu organisasi.
Efektivitas fungsi penempatan sangat
ditentukan oleh beberapa syarat penting, bahkan tergantung pada informasi yang
diperoleh dari syarat tersebut. Informasi yang diperoleh dari syarat tersebut
akan dijadikan masukan bagi seorang manejer dalam mengambil keputusan
penerimaan dan penempatan seorang pekerja. Syarat-syarat yang dimaksud adalah:
1. Informasi analisis jabatan, yang
memberikan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar prestasi yang
disyaratkan setiap jabatan;
2. Rencana-rencana SDM, yang memberikan
informasi kepada manajer tentang tersedia/tidaknya lowongan pekerjaan dalam
organisasi;
3. Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang akan
menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang dipilih.[8]
Penempatan harus dilakukan dengan
hati-hati agar tiap pekerja dapat bekerja sesuai keahliannya dan mengerti bagaimana
mengerjakan tugas-tugasnya.
D. Pengertian Orientasi dan Induksi
Orientasi merupakan salah satu komponen
proses sosialisasi karyawan baru, yaitu proses pemahaman sikap, standar, nilai,
dan pola perilaku yang berlaku dalam perusahaan bagi karyawan yang baru.
Secara rata-rata manusia menghabiskan
lebih dari 30 tahun usia produktifitasnya dengan bekerja (dalam perusahaan),
jadi sangat wajar jika pengetahuan dan kecintaannya terhadap pekerjaan
ditimbulkan. Setelah karyawan dipilih melalui seleksi, berikutnya ia diperkenalkan
pada perusahaan. Pada aturan dan prosedur yang berlaku serta pada
karyawan-karyawan lainnya. Perkenalan inilah yang disebut dengan orientasi. Sebagaimana
halnya orientasi siswa baru baik itu tingkat SLTP, SLTA maupun Perguruan
Tinggi.
Definisi orientasi adalah membuat
karyawan baru akrab dengan aturan, kebijakan, dan prosedur yang berlaku dalam
perusahaan.[9]
Berawal dari orientasi yang diterimanya inilah, karyawan baru mulai
melakukan penyesuaian dan adaptasi diri.
Program orientasi yang efektif
melibatkan karyawan baru secara aktif. Karakteristik program ini adalah[10]
1. Dalam orientasi karyawan didorong untuk
bertanya tentang segala sesuatu yang belum jelas baginya.
2. Program orientasi meliputi pula
informasi tentang aspek teknikal dan sosial dari pekerjaan.
3. Dalam orientasi akan terjadi interaksi
formal dan informal dengan para manajer dan rekan kerja.
4. Diperkenalkan dengan barang/jasa yang
dihasilkan perusahaan serta konsumen perusahaan.
Induksi yaitu proses memperkenalkan
seorang karyawan baru ataupun pindahan kepada situasi kerja dan kelompok kerja.[11]
Induksi sangatlah penting bagi sebuah organisasi ataupun suatu perusahaan,
berikut adalah faktor-faktor yang menjadikan bahwasannya induksi itu penting
bagi sebuah organisasi ataupun perusahaan. Diantaranya:
1. Setiap orang membutuhkan perasaan
diterima dan diakui serta perasaan dirinya dianggap penting.
2. Karyawan baru perlu mengetahui siapa
atasannya, apa tugas pekerjaannya, bagaimana gajinya, dan segala peraturan yang
berlaku di bagiannya.
3. Penanganan karyawan yang tidak tepat
dapat mengakibatkan perputaran tenaga kerja yang tinggi.
4. Induksi yang baik merupakan permulaan
dari proses komunikasi antara karyawan baru dan perusahaan.
Dengan diadakannya induksi, diharapkan
karyawan baru data menyesuaikan diri dengan lingkungan pekrjaan, sehingga ia
dapat mengerjakan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien. Kegiatan untuk
menginduksi ini dilakukan oleh atasan langsung dan para karyawan senior dalam
unit kerjanya.
Jika induksi ini tidak berhasil, maka
karyawan percobaan ini kemungkinan besar akan dikeluarkan. Jadi induksi inilah
yang menjadi tolak ukur apakah mereka seorang karyawan dapat diterima menjadi
karyawan suatu pekerjaan.
IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rekruitmen adalah kegiatan mencari dan mempengaruhi
tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di
perusahaan.
2. Seleksi merupakan suatu kegiatan
pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau yang ditolak untuk menjadi
karyawan perusahaan tersebut.
3. Kelebihan rekruitmen internal dan
eksternal:
a. Kelebihan rekruitmen internal
1) Biaya-biaya
penarikan relatif kecil
2) perilaku karayawan
telah diketahui
3) karyawan telah
berpengalaman, dan sebagainya.
b. Kelebihan rekruitmen eksternal
1) Kesempatan untuk mendapatkan karyawan
yang profesional terbuka
2) Kemungkinan perubahan sistem kerja yang
lebih baik ada.
3) Pejabat baru akan berwibawa, jika ia
cakap.
4) Masalah jabatan yang lowong terisi
dengan tidak menimbulkan kosongnya jabatan lainnya.
4. Kekurangan rekruitmen internal dan
eksternal
a. Kekurangan rekruitmen internal
1) Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan, karena mutasi akan
menimbulkan lowongan yang kosong kembali.
2)
Pelaksanaan
system kerja hanya tetap begitu-begitu saja.
3)
Kewibawaan
pejabat yang dipromosikan relatif kurang.
4)
Promosinya sering
didasarkan atas nepotisme.
b. Kekurangan rekruitmen internal
1)
Menurunkan
semangat kerja karyawan lama, sebab kesempatan promosi tidak ada.
2)
Absensi dan turn
over karyawan lama cenderung meningkat.
3)
Loyalitas dan
solidaritas pejabat baru masih disangsikan.
4)
Orientasi dan
induksi pejabat baru harus dilakukan.
Kediisiplinan dan kecakapan masih diragukan.
5.
Penempatan
adalah kegiatan untuk menempatkan orang-orang yang telah lulus seleksi pada
jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan dan klasifikasi-klasifikasi
pekerjaan.
6.
Orientasi
dan induksi
a.
Orientasi
adalah membuat karyawan baru akrab dengan aturan,
kebijakan, dan prosedur yang berlaku dalam perusahaan.
b.
Induksi
adalah proses memperkenalkan karyawan baru ataupun
pindahan kepada situasi kerja dan kelompok kerja.
B.
Penutup
Demikian
makalah yang dapat kami susun, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk makalah selanjutnya yang lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Wa allahu a’lamu bi asshawaab.
DAFTAR
PUSTAKA
Gomes, Faustino Cardoso. Manajemen
Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2003).
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Dasar,
Pengertian, dan Masalah. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).
Jusmaliani. Pengelolaan Sumber Daya
Insani. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
Tulus, Moh. Agus. Manajemen Sumber
Daya Manusia Buku Panduan Mahasiswa. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993).
[1] DR. Faustino Cardoso
Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm. 105.
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 174.
[3] Drs. Moh. Agus Tulus, Manajemen
Sumber Daya Manusia Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1993), hlm. 60.
[4] Malayu S.P. Hasibuan, Op.cit, hlm.
177.
[5] Drs. Moh. Agus Tulus, Op.cit, hlm.71.
[6] Malayu S.P. Hasibuan, Op.cit, hlm.
175-177.
[7] Ibid, hlm.179
[8] Faustino Cardoso Gomes,
M.Si, Op.cit, hlm. 118.
[9] Prof. Jusmaliani, M.E, Pengelolaan
Sumber Daya Insani, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 94.
[10] Ibid, hlm. 95.
[11] Drs. Moh. Agus Tulus, Op.cit,
hlm. 80.
0 komentar :
Posting Komentar