Minggu, 22 November 2015


PERKEMBANGAN  DAN JENIS PENGERTIAN MANAJEMEN
(EVOLUSI TEORI MANAJEMEN)

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Dasar Manajemen Pendidikan
Dosen: Fatkurroji, M.Pd.
Oleh:
Muhamad AfIf                             113211009
Nurul Hidayah                              113211010
    Siti Munadhiroh                            113211011


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
2012
1.      PENDAHULUAN
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usahauntuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, tanggung jawab ini dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pemimpin, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien, maka terbentuklah kerja sama dan ketertarikan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

II.   RUMUSAN MASALAH
A.       Apakah pengertian manajemen?
B.       Bagaimanakah teori manajemen ilmiah?
C.       Bagaimanakah teori manajemen administratif?
D.       Bagaimanakah teori manajemen hubungan manusia?
E.        Bagaimanakah teori manajemen modern?

III. PEMBAHASAN
A.       Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen  itu. Jadi manajemen merupakan suatu  proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


G.R. Terry
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Jika disimak definisi-definisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa:
1.        Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2.        Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
3.        Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.
4.        Manajemen baru dapat diterapkan  jika ada dua orang atau lebih melakukan kerja sama dalam suatu organisasi.
5.        Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab
6.        Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Secara lebih rinci pengertian manajemen dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.        Sebagai suatu sistem, manajemen adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai komponen keseluruhan yang saling berkaitan.
2.        Sebagai proses, manajemen adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya semaksimal mungkin.
3.        Sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemen adalah suatu ilmu interdispliner dengan menggunakan ilmu sosial, filsafat, dan lain-lain.
4.        Sebagai suatu profesi, manajemen merupakan bidang pekerjaan atau keahlian tertentu.
5.        Sebagai suatu fungsi, manajemen adalah proses fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.[1]

Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:
1.        Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyalesaiannya.
2.        Perusahan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
3.        Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimilki.
4.        Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5.        Manajemen menerapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.
6.        Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan
7.        Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur
8.        Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
9.        Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.
Manajemen selalu terdapat dan  sangat penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga,sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan, dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan optimal akan tercapai. Begitu penting peranan manajemen dalam kehidupan manusia mengharuskan mempelajari, menghayati, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.[2]
Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti merencanakan, mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan, mengkoordinasi dan mengontrol, mencatat dan melaporkan, dan menyusun anggaran belanja. Kemudian dibuat menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari merencanakan, mengorganisasi, memberi komando, mengkoordinasi dan mengontrol.[3]

B.       Teori  manajemen ilmiah
Taylor adalah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang memulai pekerjaannya di pabrik baja midvale steel company philadelphia (USA) sebagai pekerja biasa selama enam tahun, Setelah itu ia diangkat menjadi chief engineer. Pada tahun 1886, ia meneliti usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak (time and motion study). Ia berpendapat bahwa efiensi perusahaan rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif. Hasil penelitiannya disajikan didepan Kongres Sarjana Teknik Amerika, kemudian ditulis didalam  bukunya yang berjudul, the principles of scientific management. Begitu pentingnnya buku tersebut bagi para buruh dan manajer maka pada tahun 1911 diterbikan oleh sebuah penerbit . semenjak itu, Taylor terkenal sebagai bapak manajemen ilmiah (the father of scientific management).
Dalam berbagai bukunya, istilah manjemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah ialah penerapan  metode ilmiah dalam  studi, analisis, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Arti kedua, manajemen ilmiah ialah seperangkat mekanisme atau  teknik (A bag of tricks) guna meningkatkan efisiensi  dan keefektifan organisasi.
Empat prinsip dasar pemikiran manajemen ilmiah Taylor ialah seperti berikut:
1.        Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang harus diuraikan menurut bagian-bagiannya, dan cara ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari pekerjaan tersebut perlu ditetapkan sebelumnya. Pekerja harus diseleksi dan dilatih secara ilmiah untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
2.        Harus ada kerja sama yang baik antara manajer dan pekerja sehingga segala tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3.        Harus ada pembagian kerja antara manajer dan para pekerja.
4.        Manajer harus menjalankan kegiatan supervisi, pemberian perintah, dan merancang apa yang ahrus dikerjakan, sedangkan para pkerja harus bebas mengerjakan yang ditugaskan kepada mereka.
Keempat prinsip manajemen ilmiah ini didesain untuk memaksimalkan produktivitas kerja. Mekanisme dan teknik yang dikembangkannya untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut diantaranya: studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah per potong diferensial, prinsip pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, standardidasi pekerjaan, yang ditugaskan kepada mereka.
Titik berat dari pemikiran Taylor  ialah pada peningkatan efisiensi dan keaktifan pekerja tingkat bawah dengan cara meningkatkan produktivitas dan memperbesar bidang produksi. Fungsi manajemen menurut Taylor ialah planning, directing , and organizing of work yang disingkat PDO.[4]

C.       Teori manajemen administratif
Berbeda dengan kelompok manajemen  ilmiah yang memiliki pandangan bahwa peningkatan produktivitas organisasi dapat dicapai ketika produktivitas individu ditingkatkan, kelompok administratif melihat bahwa perubahan produktivitas terseburt harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Perubahan produktivitas pekerja secara individual, menurut kelompok ini, tak akan berarti apa-apa jika faktor-faktor lain dalam organisasi secara keseluruhan tidak juga diperhatikan dan dilakukan perubahan.
Henry Fayol, seorang industralis perancis, sesungguhnya merupakan kontributor utama kelompok ini. Berdasarkan pengalamannya, manajemen sangat memerlukan proses pengarahan yang dilakukan secara sistematis diantara pekeja dan manajer agar produktivitas organisasi secara keseluruhan meningkat. Jadi tidak hanya produktivitas individu saja yang diubah, tetapi juga produktivitas antarindividu, antar pekerja, dan termasuk juga antarmanajer.
Secara lebih rinci, untuk dapat menjalankan keseluruhan fungsi-fungsi manajemen  tersebut, maka Fayol memperkenalkan 14 prinsip yang mesti djalankan agar keseluruhan fungsi manajemen dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara lebih efektif dan efisien. Keempat belas tersebut yaitu:
1.        Pembagian kerja yaitu adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2.        Wewenang yaitu adanya hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3.        Disiplin harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan organisasi.
4.        Kesatuan perintah bahwa setiap pekerja hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari seorang atasan.
5.        Kesatuan pengarahan, kegiatan operasional dalam organissi yang memilki tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu  rencana.
6.        Meletakkan kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum, kepentingan perseorangan harus diupayakan agar senantiasa dibawah kepentingan organisasi. Artinya prioritas harus didahulukan untuk kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
7.        Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.        Sentralisasi, adanaya keesimbangan anatara pendekatan sentralisasi dengan desentralisasi.
9.        Garis wewenang (scalar system), adanya garis wewenang dan perintah yang jelas
10.    Order, sumber daya organisasi termasuk sumber daya manusianya, harus ada pada waktu dan tempat yang tepat.
11.    Keadilan, perlakuan dalam organisasi harus sama dan tanpa ada diskriminasi
12.    Stabilitas staf dalam organisasi, perlu adanya kestabilan dalam menjalankan organisasi, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
13.    Inisiatif, setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan diberi kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif walaupun memungkinkan terjadi kesalahan.
14.    Esprit de corps (semangat korps), prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya kesatuan adalah sebuah kekuatan.
Perkembangan teori administratif berikutnya dipengaruhi oleh Max Weber (1864-1920) seorang jerman peletak dasar sosiologi modern di jerman yang kemudian dikenal sebagai bapak birokrasi.
Istilah birokrasi berasal dari bahasa perancis, bureau, yang berarti meja. Pengertian meja ini berkembang menjadi kekuatan yang diwenangkan di meja kantor. Jika meggunakan kamus besar Bahasa Indonesia, birokrasi mempunyai dua pengertian,yaitu (1) sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jembatan, (2) cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, dan menurut tata aturan (adat dan lainnya) yang berliku-liku.[5]
Birokrasi dan produser merupakan salah satu kegiatan manjemen yang ahrus dilakukan agar keseluruhan organisasi bisa dijalankan dengan lancar dan mencapai tujuannya. Birokrasi juga merupakan alat untuk mengintegrasikan keselyruhan stuktur dalam sebuah organisasi sehingga antara satu sama lainnya dapat berjalan ke arah tujuan yang sama sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.[6]

D.       Teori manajemen hubungan manusia
Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manjemen ilmiah yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efsiensi produksi dan keharmonisan kerja. Teori human relations, atau  hubungan kemanusiaan sebenarnya tidak banyak memunculkan hal-hal baru. Dalam beberapa hal, teori ini banyak menggabungkan dan memperluas teori manajemen  ilmiah. hanya terdapat sedikit perbedaan antara teori ini dengan teori manajemen  ilmiah. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen ilmiah dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Munterberg (1863-1916) adalah seorang profesor psikologi jerman lulusan harvard university dan mendapat sebutan bapak psikologi industri yang terkenal dengan bukunya yang berjudul, psycology and industrial efficiency.ia menggunakan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu peningkatan produktivitas dan menyatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.        Menerima pekerja yang terbaik
2.        Menciptakan pekerjaan yang baik
3.        Penggunaan pengaruh terbaik untuk merangsang motivasi kerja.
Orang-orang bisnis mengemukakan kekhawatirannya akan dampak-dampak berbahaya dari usaha mengstandarkan orang dan pekerjaan-pekerjaan. Walaupun mereka tidak menentang prinsip-prinsip dasar mengenai spesialisasi tugas ,ketertiban, stabilitas dan pengendalian yang merupakan fokus sentral dari pada teori ilmiah, mereka mengkritik dengan tajam mereka yang memperlakukan para pekerja semata-mata sebagai bagian dari mesin. Manajemen harus berhubungan dengn manusia seutuhnya(the whole man) dari pada hanya keterampilan dan bakat karena orang ingin diperlakukan sebagai manusia, denagn pengakuan atas keinginan-keinginan, hasrat dan kebutuhan-kebutuhan pribadinya.
Walaupun para pendukung teori human relations mulai menekankan unsur moralitas dalam manajemen, tapi alasan-alasan  mereka itu biasanya dikaitkan dengan kriteria efektivitas dan efisiensi. Mereka mengemukakan bahwa jiak tidak diberikan perhatian besar terhadap feelings and needs dari pada karyawan, maka tidak akan diperoleh apa-apa daripada karyawan kecuali penolakan terhadap kewenangan, performansi yang kurang motivasinya.
Jadi disini tekanan unsur manusia selalu dikaitkan dengan hasil yang lebih baik, produksi yang lebih tinggi, efesiensi yang meningkat, efektivitas yang meningkat. Tampaknya, aspek manusia masih terbatas pada alat semata-mata, yaitu alat untuk memperbesar niali-nilai tersebut demi pencapaian tujuan-tujuan organisasi. [7]

E.       Teori manajemen modern
Pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional. Artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsi yang dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya, tindakannya dan semuanya tergantung pada lingkungan. Selanjutnya orang itu bekerja didalam suatu sistem untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Murdick dan Ross, sistem organisasi itu terdiri dari individu, organisasi formal, organisasi informal, gaya kepemimpinan, dan perangkat fisik yang satu sama lain saling berhubungan.
Pendekatan sistem terhadap manjemen berusaha untuk memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang menyatu dengan maksud tertentu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan sistem tidak secara terpisah berhubungan dengan berbagai bagian sebuah organisasi melainkan memberikan kepada manajer suatu cara untuk memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian dari yang lebih besar (lingkungan).
William A. Shrode dan D. Voich mendefinisikan sistem sebagai berikut:
1.      Bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain.
2.      Bagian-bagian yang salng berhubungan itu dapat berfungsi baik secara independen maupun secara bersama-sama.
3.      Berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan umum secara keseluruhan
4.      Suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian itu berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Berdasarkan pengertian diatas secara eksplisit dikemukakan bahwa suatu sistem itu lebih cenderung bersifat terbuka. Hal ini dinyatakan dengan adanya aspek lingkungan yang berhubungan  erat dengan  bagian-bagian dari sistem yang berperan.[8]

IV. PENUTUP
A.       Kesimpulan
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen  itu. Jadi manajemen merupakan suatu  proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Di dalam manajemen terdapat teori-teori manajemen diantaranya adalah:
1.        Teori manajemen ilmiah
2.        Teori manajemen administratif
3.        Teori manajemen hubungan manusia
4.        Teori manajemen modern
Kelompok manajemen  ilmiah memiliki pandangan bahwa peningkatan produktivitas organisasi dapat dicapai ketika produktivitas individu ditingkatkan. Sedangkan kelompok administratif melihat bahwa perubahan produktivitas tersebut harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Perubahan produktivitas pekerja secara individual, menurut kelompok ini, tak akan berarti apa-apa jika faktor-faktor lain dalam organisasi secara keseluruhan tidak juga diperhatikan dan dilakukan perubahan.
Teori human relations, atau  hubungan kemanusiaan sebenarnya tidak banyak memunculkan hal-hal baru. Dalam beberapa hal, teori ini banyak menggabungkan dan memperluas teori manajemen  ilmiah. Pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional. Artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan.
Untuk meningkatkan produktivitas dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.        Menerima pekerja yang terbaik
2.        Menciptakan pekerjaan yang baik
3.        Penggunaan pengaruh terbaik untuk merangsang motivasi kerja.

B.       Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri dan para pembaca.




DAFTAR PUSTAKA
Cardoso, Faustino, Manajemen Sumber Daya Manusia,  Yogjakarta: Andi Offset, 2003.

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia,  Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Syaifullah, Pengantar Manajemen,  Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Usman, Husain, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.





[1] Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, ( Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 19.
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 1- 4.
[3] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 12-13.
[4] Husain Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 22-23.
[5] Husain Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, hlm. 27-28.
[6] Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Syaifullah, Pengantar Manajemen, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 34-37.
[7] Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Yogjakarta: Andi Offset, 2003), hlm. 39-41.
[8]Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 28-29.

0 komentar :

Posting Komentar